-->

Subscribe Us

Anies Baswedan “kelihatan” Kebelet Mundur Sebagai Gubernur Dengan Dompleng “Cawapres”




Kayaknya Anies Baswedan sudah pusing dengan janji-janji kampanyenya yang terus ditagih rakyat, bahkan jadi sorotan media massa. Dengan segala cara, Anies Baswedan mengulur-ulur waktu agar janji-janji kampanyenya terlupakan oleh rakyat. Padahal Anies Baswedan sudah tahu , janji-janji kampanye jelas sangat tidak mungkin diwujudkan karena terlalu melampaui batas rasional. Alias janji-janji sudah terlalu ngawur bahkan di luar akal sehat.

Sebenarnya janji-janji yang dikampanyekan Anies Baswedan sebatas manis di bibir. Hanya untuk mencapai kemenangan Anies Bawedan. Banyak pemilih terpesona oleh bibir manis Anies Baswedan. Pemanis bibir diperkuat dengan politisasi jenazah. Dalam hal ini, pemilih Ahok yang meninggal dilarang disholatkan dengan alasan Ahok kafir.


Strategi pemenangan Anies Baswedan sungguh licik dan kurang fair. Karena menghalalkan segala cara, bahkan perlu menakut-nakuti warga dengan ayat-ayat agama yang dipuntir-puntir. Akibatnya banyak orang yang tadi hendak memilih Ahok terpaksa membelokkan pilihan ke Anies Baswedan.

Bisa dimaklumi, banyak orang takut masuk neraka. Ditakut-takuti masuk neraka, berhasil juga strategi pemenangan Anies Baswedan. Mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi gubernur dan wakil gubernur Daerah Istimewa Jakarta (DKI).

Terhitung dari pelantikan Anies Basewdan-Sandiaga Uno oleh Presiden Jokowi di Istana kepresidenan pada tanggal 16 Oktober 2017 sampai sekarang. Berarti pemerintahan Anies Baswedan sekarang sudah memasuki hari ke 221.

Sudah lewat dari 100 hari. Menurut otak cangkok penulis, tidak ada tanda-tanda sudah realisasinya 23 (baca : Dua Puluh Tiga ) janji yang pernah dikampanyekan Anies Baswedan . Satu janji saja, toh belum ada yang ditepati.

Tetapi ...

Anies Baswedan memuji dirinya sendiri , dan klaim dirinya sudah memenuhi ketiga janji.

Ketiga janji tersebut yaitu

Yang pertama : pelatihan OK OCE (one kecamatan , on center for enterpreneurship) yang dimaksudkan adalah pelatihan wirausaha di setiap kecamatan se-Jakarta dengan target setiap bulan terciptalah 4 ribu pengusaha baru. Totalnya ada 200 ribu pengusaha baru dalam lima tahun kedepan. Dengan anggaran Rp 82 miliar untuk membangun kantor-kantor pusat pelatihan di setiap kecamatan.

Yang kedua : OK TRIP. Sistem transportasi terintegrasi, dimana warga hanya dikenakan Rp. 5000 untuk transportasi sampai tujuannya walaupun ganti-ganti angkutan. Misalnya warga hendaknya pergi ke tujuan, harus berpindah-pindah angkutan dari transjakarta,kopaja hingga angkutan kota dengan menggunakan kartu OK TRIP dengan catatan maksimal 3 jam

Yang ketiga : Rumah DP 0% rupiah. Dibuktikan dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah DP 0% rupiah di Kalapa Village , Jakarta Timur.

Akan tetapi realita atau keadaan yang sebenarnya sangat jauh berbeda. Mengenai progam OK OKE, ternyata cuma sebatas pelatihan doank. Tidak sesuai dengan janji dulu, di mana disebutkan bahwa setiap peserta pelatihan diberi bantuan modal. Nyatanya, tidak ada bantuan modal usaha. Pembohongan namanya bukan ?

Lalu OKE TRIP, masih dalam ujicoba sampai sekarang. Dikarenakan pemerintah DKI masih sibuk melobi Bank Indonesia terkait mekanisme sistem pembayaran. Sehingga pelayanan transportasi publik sementara belum optimal .

Lalu Rumah DP 0% rupiah, sampai sekarang masih simpang siur. Selalu tertunda-tunda , entah kapan jadinya ? Katanya , pemerintah DKI sedang mencari konsultan komunikasi , agar program rumah DP 0% rupiah tersosialisasikan dengan benar dan tidak timbul kebingungan publik. Oiya, cari konsultan,jadi harus buang-buang uang lagi. Waktu juga terbuang percuma. Malah diulur-ulur dengan berbagai alasan yang menggelikan.

Ketidak becusan Anies Baswedan dalam mengelola perwujudan janji-janji kampanye. Juga tidak jelas kinerja Anies Baswedan dalam mengoordinir bawahan-bawahannya. Kesimpangsiuran program DP 0% rupiah . Anies Baswedan menyalahkan bawahannya, Kepala Dinas Perumahan DKI, Agustino Darmawan. Padahal bawahan menjalankan perintah atasan. Bawahan jadi bingung kalau arahan atasan tidak jelas.

Kelihatan memang dari awal , Anies Baswedan tidak siap sedikitpun dengan janji-janji. Bahkan Anies Baswedan tidak tahu harus bagaimana dalam mewujudkan janji. Paling-paling bisa melemparnya kepada bawahan-bawahan. Anies Baswedan tinggal jual senyum manis 100% rupiah ( bukan 0% rupiah ) di depan kamera.


Sekarang sudah memasuki tahun panas. Kan sebentar lagi ada pemilihan presiden. Masih menunggu. Baru ada dua calon presiden yaitu Jokowi dan Prabowo Subianto. Entahlah , apa ada lagi muncul calon presiden baru. Semoga munculnya banyak calon presiden baru sehingga kita (rakyat) mempunyai banyak pilihan.

Juga muncul banyak pilihan orang untuk pendamping Jokowi atau Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Calon wakil presiden yaitu Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono,Susi Pudjiastuti, Mahfud MD,...

Timbul prasangka di otak cangkok penulis, Anies Baswedan merasa sulit ,bahkan tidak mampu menjalankan roda pemerintahan DKI. Sehingga Anies Baswedan”KELIHATAN” kebelet mundur sebagai gubernur DKI . Cara mundurnya harus elok , tanpa mempermalukan dirinya sendiri.

Anies Baswedan termasuk 3 besar pilihan rakyat. Untuk mendampingi calon presiden Prabowo Subianto. Untuk Jokowi, jelas tidak mungkin.

Dulu Jokowi ditanya “apa Jokowi mau jadi calon presiden?”. Jokowi selalu jawab “tidak pikir ...tidak pikir ...”. Tahu-tahu sudah jadi presiden.

Anies Baswedan juga akan berbuat sama seperti Jokowi dan “pura-pura” tidak tertarik menjadi calon wakil presiden. Anies Baswedan diam-diam mau jadi calon wakil presiden , tinggal menunggu pinangan .

Begitu dipinang, Anies Baswedan langsung mengiyakan. Agar cepat keluar dari keruwetan yang bertubi-tubi mendera Anies Baswedan, gegara janji-janji .

Jadi calon wakil presiden, Anies Basewdan mungkin kapok obral janji. Dan serahkan saja janji kepada calon presiden.

Dengan alasan “ Dipilih rakyat untuk jadi wakil presiden”, Anies Baswedan mundur dari jabatan gubernur DKI. Ambisi Sandiaga Uno akhirnya terkabul, sudah lama pengen jadi gubernur.

Lihat besok ya, barangkali prasangka otak cangkok penulis betul.



0 Response to "Anies Baswedan “kelihatan” Kebelet Mundur Sebagai Gubernur Dengan Dompleng “Cawapres”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel