-->

Subscribe Us

Fahri Ingin Membela Napi Koruptor?, Cuci Muka Dulu Di Kali Item...




Yang namanya orang kena hukuman, pastilah harus punya efek jera, kalau tidak, bukan hukuman namanya, beda kalau dengan azab, azab itu langsung final, tak ada lagi waktu untuk bertobat, kalau dihukum itu adalah sebuah penggeblengan.

Namun sayangnya, mental koruptor tidak melihat itu, mereka berdalih, bahwa ketika fasilitas di penjara minim, itu bisa dikaitkan dengan HAM, mereka lupa kalau melakukan korupsi, berapa rakyat yang akan sengsara, jatah rakyat diembat tanpa mikir bahwa ini untuk pembangunan yang berkualitas, jadi sesungguhnya para Koruptor inilah justru adalah pelanggar HAM terberat.


Koruptor dengan kekayaan yang masih melimpah yang dimilikinya, serasa sudah seperti raja, sehingga ketika terpidana kasus korupsinya ia tetap mau menikmati hasil korupsi itu, dan penjara yang seharusnya membuat jera, mereka sogok pengelolanya agar bisa merubah sel-selnya menjadi nyaman. Sungguh edan!

Sehingga pernah teman saya yang hampir sepanjang hidupnya kere, gajinya sebulan tidak sampai 3 juta dengan tanggungan 3 anak berkata "Ngak apa-apa saya di penjara, asalkan uang milyaran itu buat anak istri saya, apalagi penjaranya nyaman kayak punya si Koruptor itu, seperti Nazaruddin, Novanto, Fahmi, dan banyak lagi... "

Bayangkan, rakyat yang miskin seperti ini bisa bicara begitu, ini bukan pendidikan yang bagus, maka dengan kelakuan para koruptor itu, dengan mengadakan terjadinya jual beli fasilitas di Lapas, sungguh merupakan gambaran yang jelek di masyarakat, masyarakat nantinya akan menilai bahwa korupsi itu tidak apa-apa, selama tidak ketahuan embat saja, kalau ketahuan jalani saja, toh penjaranya mewah.

Bisa kita bilang bahwa koruptor itu tak ada jiwa nasionalismenya, mereka benar-benar perusak kemajuan negara, sudah dipenjara masih mau bermain-main lagi. Maka apa yang bisa kita harapkan dari para koruptor ini?, apalagi mereka masuk dalam partai untuk duduk lagi di gedung MPR untuk mewakili rakyat?,

Rakyat yang masih mau melihat negara ini benar-benar negara yang dirahmati oleh Allah SWT, harus jeli melihat permasalahan ini, dengan cara mengenali mereka yang terjun ke politik, sehingga bisa mengerahkan argumentasinya untuk melenyapkan nama mereka yang akan melakukan korupsi, sehingga tidak lagi punya kesempatan merampok uang negara atau uang rakyat. Selain itu juga sistem peradilan yang mumpuni.

Salah satu ciri pendukung koruptor itu adalah Fahri Hamzah?, mari kita lihat argumentasinya, Ia memprotes pembongkaran saung yang nikmat itu, yang ada di dalam Lapas Suka Miskin. Saat kunjungannya bersama beberapa orang dari Komisi III DPR-RI. Lihat beritanya di sini

Fahri mengatakan ""Karena saung itu kan kreativitas untuk menerima tamu, bikin pengajian, ada grup diskusi. Namanya juga orang ditahan 18-19 tahun, kalau enggak ada penyaluran, stres juga orang,"

Nah, lihatlah komentarnya, lagi-lagi bawa-bawa pengajian atau agama, padahal pengajian bisa dilakukan di mesjid, Pasti Lapas itu menyediakan tempat ibadah, dan mungkin ada ruangan yang bisa dijadikan tempat diskusi pelajaran agama.

Intinya bahwa Fahri itu mencari celah dan pembelaan kepada koruptor yang sudah nyaman di dalam penjara, dan tiba-tiba terusik dengan adanya OTT KPK. Orang-orang yang di penjara memang bisa stress, kalau tidak mau stress jangan mau korupsi sehingga tidak dijebloskan ke penjara.


Sepanjang sejarah, beberapa orang besar yang pernah di penjara, dan model penjaranya pun pasti sangat jauh beda dengan yang ada di Suka Miskin, tidak mengalami stress, malah setelah keluar dari penjara menghasilkan revolusi atau perubahan dalam dirinya. Tentu ini sangat berbeda dengan para koruptor itu, tobat saja enggan, apalagi mau membuat perubahan besar bagi bangsa ini setelah bebas dari penjara.

Ada yang tak beres memang dalam pikiran orang-orang yang dengan sengaja melakukan korupsi dan tidak mau menerima keadaan penjara ketika sudah divonis. Maka bagaimana pun keadaan penjara, dan semewah apapun, mereka akan tetap stress, karena ada belenggu dalam pikiran dan jiwanya.

Sementara orang-orang besar seperti Nelson Mandela misalnya, kalau kita searching di Google, bagaimana sederhananya penjaranya itu, duh..! jauh beda dengan yang ada di Suka Miskin, malah setelah keluar dari penjara, Nelson Mandela tetap sebagai pejuang dan dielu-elukan namanya, dan Ia diangkat sebagai pahlawan. Dan tak tanggung-tanggung Nelson Mandela di Penjara selama 27 tahun, bandingkan dengan mereka para koruptor itu?

Dalam sejarah Nabi Yusuf, Nabi ini pun pernah dijebloskan ke penjara, padahal difitnah, dan dapat kita bayangkan bagaimana zaman dulu itu raja-nya kejam, dan Penjara yang disediakan bisa gelap gulita dan ukurannya kecil. Tapi Nabi Yusuf justru dengan di Penjara ia MERASAKAN KEBEBASAN.

Kenapa bisa begitu?,

Nabi Yusuf tidak korupsi, tidak melakukan kejahatan yang sekalipun kecil, dan terutama, jiwa nabi Yusuf senantiasa terkoneksi dengan Penciptanya, sehingga apa pun yang terjadi pada dirinya, Nabi Yusuf menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT. Karena kebebasan sejati itu adalah ketika sudah mencapai derajat LAA ILAHA ILALLAH...

Dan saya yakin, orang yang korupsi itu, selalu merasa was-was, kalau tidak was-was, mungkin tak jauh beda dengan binatang.

Begitulah tikus-tikus got...


0 Response to " Fahri Ingin Membela Napi Koruptor?, Cuci Muka Dulu Di Kali Item..."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel