-->

Subscribe Us

Sby Baper dan WO dari Kampanye Damai, KPU Geleng-geleng Kepala



Celaka dua belas! Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga kabur dan walk out dari acara kampanye damai, dengan alasan yang tidak masuk akal.

Apa alasannya? Kenapa dia walk out sekeluarga? Bagaimana tanggapan KPU? Kenapa KPU malah geleng-geleng kepala dan terkesan tidak perduli? Mari kita simak analisis lucu di bawah ini.


Semuanya dimulai dari pengibaran bendera Projo di luar jalur karnaval. Memang sudah ada peraturan bahwa tidak boleh ada bendera di dalam jalur karnaval. Tapi ProJo itu pintar. ProJo mengibarkan bendera di luar jalur karnaval.

Artinya, tidak ada yang dilanggar. Joko Widodo memang memiliki pendukung yang keren-keren dan luar biasa. Penulis ada satu grup sama ketua umum ProJo, Budi Arie Setiadi. Orang ini santai saja.

Penulis hanya mengenal orang ini sebatas dunia maya. Tidak pernah ada kontak langsung. Dari perkenalan sederhana ini, penulis melihat bagaimana ia adalah orang yang taat aturan.

Tapi ada yang tidak kuat menahan rasa bapernya. Siapa lagi kalau bukan Susilo Bambang Yudhoyono? Dia merasa bahwa pengibaran bendera itu melanggar aturan.

Padahal sama sekali ProJo tidak melanggar aturan. Bahkan hal ini dikonfirmasi oleh pihak KPU itu sendiri. KPU tidak bisa melarang orang yang mengibarkan bendera di luar jalur karnaval. Itu bukan kewenangan KPU.

ProJo secara tidak langsung, tentu memancing SBY yang hatinya sepertinya tidak damai itu. Hati SBY tidak damai, untuk menghadiri kampanye damai itu. Kita tahu bahwa orang ini benar-benar sedang galau.

Apalagi kasus yang diberitakan oleh Asian Sentinel itu. Demokrat dan SBY belum memperkarakan Asia Sentinel ini. Artinya apa kalau begitu?

Mau benar atau tidak benar Asia Sentinel, setidaknya Asia Sentinel sudah meminta maaf kepada SBY dan Demokrat. Kita tunggu saja pelaporan lanjutannya. Apakah akan seperti kasus Roy Suryo dengan miliaran tilepan itu?

Akhirnya di tengah kegundahan hatinya yang sepertinya kurang mendapatkan kedamaian, SBY dan keluarga melakukan aksi Walk Out. Dan katanya ketika SBY walk out, ia disoraki. Hahaha.

Kasihan deh lu, Beye. SBY walk out dan merasa ini tidak benar. Ia merasa bahwa aksi ProJo itu melanggar aturan dengan keberadaan bendera.

Padahal bendera itu ada di luar jalur. Jadi apa yang dilanggar? Tidak ada bukan? Hinca Panjaitan, Sekjen Partai Demokrat mengatakan bahwa ada pelanggaran dan aturan main yang tidak disepakati di awalnya. Haduh. Baper.

Tadi teman-teman melihat Pak SBY hadir. Tapi, baru kira-kira lima menit tadi ikut defile itu, beliau turun dan walkout meninggalkan barisan karena melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati awalnya…

Kan kita sepakat pakaian adat saja, damai, dan tidak membawa atribut yang begitu banyak sehingga terkesan tidak kampanye…


Itu protes kami

kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan di lokasi.





Lantas apa tanggapan KPU?

Sebetulnya sudah kita atur itu semua di dalam jalur karnaval. Karena kalau di luar itu kita tidak bisa nuntut. Tiba-tiba banyak orang berdiri di pinggir jalan dan mengibarkan sesuatu tidak bisa membatasi…

Ini sudah masa kampanye artinya orang boleh saja kampanye sepanjang regulasi dipatuhi. Khusus acara ini sebenarnya semua terkontrol dari jumlah kaos dan atribut, diberikan semua, diperlakukan adil…

kata Ketua KPU Arief Budiman di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018).

KPU pun hanya geleng-geleng kepala. KPU tidak bisa berbuat banyak, karena aturan tersebut tidak ada yang dilanggar. Tidak ada yang salah dengan ProJo dan bendera. Ini menjadi sebuah catatan khusus.

Regulasi dipatuhi. Hanya saja SBY tidak tenang.

Di tengah acara kampanye damai yang dilakukan di Jakarta, ada orang yang hatinya tidak damai. Ia merasa ada peraturan yang dilanggar.

Padahal sama sekali tidak. Artinya, niatan kampanye damai ini, sepertinya membuat seseorang yang hatinya tidak damai itu terganggu. Kalau begitu, apa arti kampanye damai bagi SBY dan Demokrat?

Lihat wajah Ferdinand saja penulis sudah tidak damai. #JokowiLagi

Begitulah damai-damai.


1 Response to "Sby Baper dan WO dari Kampanye Damai, KPU Geleng-geleng Kepala"

  1. KPU-nya kurang antisipatif. Buat aturan yang "ecek ecek" gampang dikadalin.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel