-->

Subscribe Us

Menolak Lupa: Penculik Mau Jadi Presiden! Apa Kata Dunia?

Hasil gambar untuk Menolak Lupa: Penculik Mau Jadi Presiden! Apa Kata Dunia?

Selama ini Jokowi selalu diserang membabi-buta. Seolah keterpurukan negara ini hanya karena Jokowi presidennya. Yang bukan kesalahannya pun ditimpakan kepadanya. Bahkan fitnah keji diproduksi hanya untuk menjegalnya.
Cukup. Saya sudah bosan mendengar segala cacian, makian, celaan, cemoohan, hinaan dan tuduhan terhadap Jokowi. Waktunya membahas hal lain yang jauh lebih penting, namun tertutupi oleh riuhnya serangan terhadap Jokowi. Mari kita bahas kasus penculikan terhadap aktivis pada tahun 97-98, yang sampai kini masih belum tuntas.
Dan otak di balik penculikan itu sekarang mau jadi presiden. Masak sih putra-putri bangsa ini mau membiarkan penjahat kemanusiaan melenggang ke istana?
Sebelum membaca lebih lanjut, silakan menonton tayangan berikut ini:

Benarkah Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis mahasiswa 97-98?
Berdasarkan keputusan Dewan Kehormatan Perwira dengan nomor: KEP/03/VIII/1998/DKP butir d, Prabowo “Memerintahkan anggota Satgas Mawar, Satgas Merpati melalui kolonel Inf Chairawan (Dan Grup-4) dan Mayor Inf Bambang Kristiono untuk melakukan pengungkapan, penangkapan dan penahanan aktivis kelompok radikal dan PRD yang diketahuinya bukan menjadi wewenangnya yang mengakibatkan Andi Arief, Aan Rusdianto, Mugiyanto, Nezar Patria, Haryanto Taslan, Rahardjo Wahyudi, Faisol Reza, Pius Lustrilanang dan Desmon J Mahesa menjadi korban.
Kolonel Inf Chairawan, Mayor Inf Bambang, para Perwira dan para Bintara anggota Satgas Merpati dan Satgas Mawar yakin akan kebenaran tugas karena menurut Danjen “sudah dilaporkan ke Pemimpin” dan “atas perintah Pemimpin”.
Korban tersebut di atas adalah mereka yang diculik lalu dilepaskan kembali. Sebagian dari mereka sekarang berada di Gerindra, memilih berdamai dengan penculiknya. Sementara sebagian lagi memilih untuk tidak berkomunikasi dengan penculiknya sekaligus membawa kepedihannya bersamanya. Karena memang DKP pun memang fokus terhadap korban penculikan yang selamat dengan mempertimbangkan situasi pada waktu itu yang sangat mendesak untuk mengambil keputusan.
Sementara itu korban penculikan lain, berjumlah 13 orang, belum ditemukan sampai sekarang. Entah hilang sementara entah hilang untuk selamanya. Mereka adalah Wiji Thukul, Suyat, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.
Dalam DKP tersebut juga disebutkan secara eksplisit pada butir i, 7) a) bahwa Prabowo ”Memerintahkan Dan Group-4/Sandha Kopassus dan anggota Satgas Merpati serta Satgas Mawar untuk melakukan perampasan kemerdekaan orang lain (Psl.55 (1) ke 2 jo Psl. 333 KUHP) dan penculikan (Psl.55 (1) ke 2 jo Psl.328 KUHP).”

Yang menyebut Prabowo penculik adalah DKP, bukan reka-rekaan saya atau orang lain. Jadi kalau masih ada yang mengatakan bahwa Prabowo tidak terkait dengan penculikan, mungkin mata mereka tidak bisa membaca.
DKP merekomendasikan agar Prabowo diberhentikan dari dinas keprajuritan karena telah melakukan tindak pidana. Akhirnya Prabowo diberhentikan secara terhormat dalam surat pemberhentian. Status diberhentikan secara terhormat dibuat, menurut mantan anggota DKP, karena mempertimbangkan status Prabowo sebagai menantu Soeharto.
Apakah keputusan DKP itu benar adanya? Dua jenderal anggota DKP mengonfirmasi bahwa keputusan itu benar sesuai dengan apa yang dulu mereka rekomendasikan. Jadi apa Prabowo itu penculik benar adanya, bahkan otak penculikan aktivis 97-98.

Kenapa SKCK Prabowo tidak menunjukkan bahwa dia penjahat HAM? Karena pada waktu Prabowo diadili Polri masih baru. Sebelumnya masih termasuk dalam ABRI. Kemampuan kepolisian mereka pun belum seprofesional sekarang. Maka dapat dipahami tidak ada catatan kejahatan.
Melenggangnya Prabowo sampai berkali-kali menjadi capres pun menjadi bukti bahwa penegakan HAM di negeri ini belum sebaik yang kita harapkan. Buktinya sudah ada, tetapi tidak pernah diusut. Bagaimana mau mengusut, pembela HAM dan penculik itu sekarang berada dalam satu bahtera politik, koalisi kardus.
Jangan pernah bilang kalau isu penculikan tahun 98 sudah basi. Kejahatan kemanusiaan seseorang tidak akan lekang oleh waktu. Apalagi sebagian korban penculikan belum kembali sampai hari ini. Sampai habis air mata orang-orang tercintanya menantikan kepulangannya. Dan pada saat yang bersamaan, penculik itu mau jadi presiden. Sakitnya itu sudah luka disiram garam, disiram cuka, kemudian ditusuk-tusuk pakai jarum, perihnya minta ampun.
Saya tidak bisa bayangkan apa kata dunia jika sampai seorang penjahat HAM, penculik aktivis, menjadi seorang presiden. SBY saja tidak membuat Indonesia sangat cemerlang di mata dunia, juga tidak disegani. Apalagi kalau kita nanti punya presiden mantan penculik. Mau di kemanakan muka kita ini? Hebat yah Indonesia, penculik bisa jadi presiden.
Ingat: tidak ada pemimpin yang sempurna. Tetapi sebaiknya kita jangan membiarkan yang jahat berkuasa. Ngenes kamu nanti!



0 Response to "Menolak Lupa: Penculik Mau Jadi Presiden! Apa Kata Dunia?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel