-->

Subscribe Us

Jokowi Hanya Undang AHY, Capres Sebelah (Mungkin) Kebakaran Jenggot






Sebenarnya manuver Prabowo yang terlalu nekat dalam mendeklarasikan kemenangan berkali-kali secara masif, diikuti dengan sujud syukur, acara syukuran kemenangan, diikuti dengan maraknya baliho berisi kemenangan Prabowo-Sandiaga, membuat sebagian orang tidak setuju. Dan uniknya sebagian komplotan kubu sebelah menunjukkan gejala gerah dan mulai bosan dengan manuver Prabowo yang dianggap sudah keterlaluan dan melewati batas kewarasan dan logika akal sehat.

Salah satunya adalah Sandiaga. Silakan yang lain protes, tapi gejalanya terlihat meskipun mereka sibuk bantah dan klarfikasi. Sandiaga yang enggan ikutan konyol dan dalam beberapa kesempatan memberikan pernyataan masuk akal dan waras.


Yang kedua adalah Mardani Ali Sera yang juga mengatakan pilpres sudah usai. Siapa pun presidennya, itu adalah pilihan rakyat. Tidak perlu lagi adu debat dan saling menghujat karena kompetisi sudah selesai. Orang ini tidak ikutan konyol teriak curang dan berapi-api membela capres sebelah. Ada apa gerangan?

Silakan tarik benang merah sendiri. Prediksi paling masuk akal adalah mereka main aman dan tidak berniat lagi menjadi gila. Toh mereka sadar dan paham bahwa hasil quick count jarang meleset karena metodologinya dapat dibabarkan dan dipertanggung jawabkan. Makanya ini masuk akal kenapa sebagian yang dulunya merapat ke kubu sebelah perlahan-lahan menyingkir, tiarap dan kabur jika ada kesempatan.

Soal Sandiaga, mungkin karena karir politiknya masih panjang dan pintu pilpres 2024 terbuka lebar. Kalau gila sekarang, rugi besar. Sedangkan PKS menang besar dan tentu saja sumringah.

Dengan kondisi di atas, wajar tidak kalau Prabowo sedikit panik? Perlahan-lahan ditinggalkan.

Dan sekarang, Jokowi mengundang AHY yang juga menimbulkan polemik. Dan dilanjutkan dengan rencana Prabowo menjenguk Istri SBY, Ani Yudhoyono. Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengaitkan batalnya kunjungan itu dengan pertemuan AHY dan Jokowi.

Rachland mulanya menjelaskan pertemuan tersebut atas inisiatif Jokowi. Dia menegaskan tak ada perbincangan politik dalam pertemuan itu. "Sekali lagi: Kami tak meninggalkan kawan di tengah kesulitan. Pertemuan tadi sore terjadi atas undangan Presiden kepada AHY. Tak ada transaksi politik. Cuma penegasan atas posisi masing-masing. Kami tetap bersama koalisi 02. Tak perlu Pak Prabowo sampai batal menjenguk Ibu Ani," tulis Rachland melalui akun Twitter-nya.

Rachland heran jika kemudian Prabowo berburuk sangka atas pertemuan itu. "Lucu juga. Bilang Demokrat tak diinginkan tapi marah marah saat Demokrat dinilai tak memenuhi keinginannya. Katanya pro politik akal sehat? Ayo dong jangan ngambekan," tulis Rachland lagi.


Prabowo rencananya kemarin akan kembali menjenguk Ani Yudhoyono, yang saat ini masih dirawat di National University Hospital (NUH), Singapura. Namun secara mendadak, dia menunda kunjungannya.

Sindiran kepada Prabowo tersebut ditangkis oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga yang menegaskan sang capres tak ngambek.

"Saya rasa alasan Pak Prabowo batal berangkat ke Singapura untuk bertemu dengan Pak SBY dan Bu Ani bukan karena ngambek ya," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade. Prabowo membatalkan kunjungannya ke Singapura lantaran harus berkunjung ke Aceh untuk bertemu dengan relawan yang kemudian akan dilanjutkan ke Medan (hari ini) dan pada hari Minggu ke Padang, Sumbar untuk bertemu relawan dan pendukung. BPN menilai tak elok jika Rachland berburuk sangka pada Prabowo. Apalagi sampai menganggap Prabowo ngambek.

Memang tidak dijelaskan secara pasti meski BPN sudah memaparkan alasannya, meski kita tahu kadang susah juga percaya dengan ucapan mereka. Dan juga tak jelas kenapa Demokrat sampai bisa membuat kesimpulan seperti itu meski bisa saja mengarah ke sana. Agak aneh kalau rencana menjenguk dibatalkan hanya karena mau bertemu relawan. Tapi biarlah itu menjadi urusan mereka.

Yang jelas, memang ada indikasi seperti itu. Entah mengapa penulis merasa kalau langkah Jokowi mengundang AHY ke istana adalah semacam langkah senyap yang membuat capres sebelah makin kebakaran jenggot. Buktinya banyak yang ngamuk-ngamuk terutama para pendukung kubu sebelah di media sosial. Padahal tadi sudah dijelaskan kalau tidak ada pembicaraan politik. Yang jelas berita ini bikin banyak orang kebakaran jenggot.

Jokowi tak perlu banyak bicara, tak perlu teriak sambil gebrak meja, tak perlu berapi-api, tapi sekali bermanuver, langsung bikin yang lain kalap dan sempoyongan.



Bagaimana menurut Anda?




0 Response to "Jokowi Hanya Undang AHY, Capres Sebelah (Mungkin) Kebakaran Jenggot"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel