-->

Subscribe Us

Mahfud MD: Agama Itu Pembawa Damai. Adalah Salah Anda Beragama Jika Hidupmu Tidak Damai






Adalah seorang Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U. lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang ke 2 (2008-2013). Sebelumnya beliau pernah menjadi anggota DPR, Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, serta Menteri Pertahanan RI pada Kabinet Persatuan Nasional, Beliau meraih gelar Doktor pada tahun 1993 dari Universitas Gadjah Mada. Sebelum diangkat sebagai Menteri, beliau adalah pengajar dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.

Dengan semua gelar dan kiprah yang malang melintang di dunia hukum Indonesia, bukanlah suatu yang berlebihan jika beliau dianggap sebagai pakar hukum tata negara Republik Indonesia. Aset berharga bangsa Indonesia tentunya. Beliau adalah anak bangsa yang punya pengalaman komplit karena pernah merasakan satu persatu secara lengkap jabatan eksekutif, legistatif dan yudikatif. Orang semacam Pak Mahfud ini jelas langka ditemui di Indonesia.


Jujur selama ini saya sangat respect terhadap sikap beliau, terutama dalam menyikapi perbedaan agama. Beliau tak segan mengkritik siapapun juga, termasuk yang seiman dengan beliau. Beberapa akan saya sertakan cuitan Pak Mahfud di Twitter.

Sindiran beliau terhadap perempuan bercadar di Balikpapan yang meminta foto bersama terasa begitu mengena walaupun ada sisi gelinya juga. Dalam bahasa sehari-hari yang saya terjemahkan dalam versi saya, "Ibu ini maunya apa??? Wajah tertutup cadar tapi minta berfoto. Trus apa gunanya berfoto kalau tertutup begitu wajahnya??? Apa yang mau dilihat???."



Ada juga cuitan beliau tentang polemik haram atau tidaknya merayakan Tahun Baru Masehi. Dengan jenaka beliau menyindir orang-orang beragama jaman now yang hobi mengharam-haramkan segala sesuatu kecuali dirinya sendiri dan golongannya. Weka..weka..weka....



Tak berhenti sampai di situ saja, pernyataan tegas Pak Mahfud soal sistem baku Khilafah yang tak ada dalam Quran dan Hadits semakin membuat saya kagum dengan keberanian beliau menyatakan kebenaran, sekalipun itu berarti harus menentang arus melawan saudara-saudara seimannya sendiri.



Dan kekaguman saya semakin bertambah saat acara ILC, Selasa, 13 Pebruari 2018. Dengan tegas Pak Mahfud menyatakan bahwa:


"Agama itu pembawa damai. Adalah salah anda beragama jika hidupmu tidak damai."

Ditengah gencarnya kebiasaan saudara seiman Pak Mahfud yang gampang sekali mengucapkan kata haram, kafir, salah dan bid'ah pada orang lain, Pak Mahfud justru mengajak kaum beragama agar jangan bersikap terlalu ekstrim. Fanatik itu penting sebagai modal untuk beragama dengan baik. Tetapi ekstrim dan radikal itu tidak boleh. Demikianlah yang disampaikan Pak Mahfud.

Beliau juga mengatakan:


"Agama apapun, bahwa perbedaan itu adalah ciptaan Tuhan sendiri. Oleh sebab itu, siapa yang tidak setuju dengan perbedaan, ia melawan Tuhan."

Woooowww….. Aku sangat terharu dengan pernyataan tegas tapi sangat menyentuh ini. Semua yang dikatakan Pak Mahfud memang benar adanya. Perbedaan alias pluralisme alias keberagaman atau kemajemukan diciptakan oleh Tuhan itu sendiri. Lantas kenapa kita terus-terusan mempermasalahkan perbedaan yang ada??? Lucunya lagi, saya menemukan ajakan untuk memerangi Pluralisme di Jogja. Dan itu sudah terjadi sejak tahun 2014.



Mengerikan. Perang melawan pluralisme berarti perang melawan Tuhan sebagai Sang Pencipta perbedaan itu sendiri. Tragisnya, oknum-oknum ini melakukan tindakan-tindakan yang sama sekali tidak memancarkan kedamaian dan kasih Tuhan dengan mengatasnamakan Tuhan dan agama. Parah banget khan jadinya. Entah maunya apa. Tuhan dilawan dengan mengatasnamakan Tuhan itu sendiri. Agama dibela tapi dengan cara menampilkan agama itu sebagai sesuatu yang sangat mengerikan. Bunuh, hajar, bakar, penggal dan hancurkan begitu mudahnya keluar dari mulut mereka.

Baru-baru ini, Kementerian Agama RI sudah merumuskan enam rumusan Pandangan dan Sikap Umat Beragama tentang Etika Kerukunan Antar Umat Beragama yang dirumuskan oleh 250 pemuka agama dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, bersama Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban Din Syamsuddin di Istana Bogor. Isinya adalah sebagai berikut:
Setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.



Setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling menghormati.


Setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa.



Setiap pemeluk agama tidak memandang agama orang lain dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain.


Setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin/akidah/keyakinan dan praktik peribadatan agama lain.


Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak menggangu kerukunan antar umat beragama

Aku terharu dan sangat menghargai langkah cepat yang diambil pemerintah dalam menangani kasus teror kepada pemuka agama yang sedang marak akhir-akhir ini. Semoga pesan-pesan yang sangat indah ini bisa sampai pada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Untuk Indonesia yang lebih baik lagi tentunya.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kata-kata Pak Mahfud MD lagi.


"Jika Tuhan mau, Tuhan bisa ciptakan semua manusia sama. Tapi Tuhan berkata, "SAYA sendiri yang menciptakan kamu berbeda agar maju bersama. Bukan untuk bertengkar apalagi terpecah belah."

Bagaikan kepingan-kepingan puzzle yang berbeda bentuk dan warna, tapi semuanya saling melengkapi jika disatukan dan disandingkan bersama. Menjadi kekuatan utuh yang bermakna dan berguna dalam keindahan.

Terima kasih Pak Mahfud untuk pencerahan yang sangat indah ini. Sekalipun saya pribadi bukan penganut agama Islam, saya setuju sepenuhnya dengan pendapatmu. Sebab, tak ada siapapun dan tak ada apapun juga yang bisa melawan hukum kasih. Sebab sudah jelas pula ada tertulis dalam Alkitab, 1 Korintus 13:13


"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."

Ayo Indonesia, mari kita kembali pada jati diri kita yang sesungguhnya. Kita manusia diciptakan Allah serupa dan seturut gambarNYA yang adalah kasih. Itu artinya, sudah sepantasnya dan selayaknya jika kita hidup saling mengasihi dengan siapapun juga tanpa terkecuali. Sebab TUHAN ITU KASIH, dan kita semua adalah ciptaanNYA

Mari mengasihi. Spread HIS love to the world. Amin. Terpujilah Tuhan.




0 Response to "Mahfud MD: Agama Itu Pembawa Damai. Adalah Salah Anda Beragama Jika Hidupmu Tidak Damai"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel