Drama Setnov Terus Berlanjut, Menangis di Persidangan hingga Menyeret Beberapa Nama

Awalnya sebelum ditangkap, Setnov (sapaan akrab Setya Novanto) memainkan drama sakit dan dirawat di inap dengan infus bayi. Namun setelah melewati masa pemanggilan KPK, dia tiba-tiba sembuh. Sandiwara itu diulang hingga dua kali.
Kemudian, saat kesabaran publik dan KPK sudah tidak bisa ditahan lagi, Setnov berlagak seolah kecelakaan dengan menabrakkan mobilnya ke tiang listrik. Dia pun kemudian seolah-olah cedera.
Beberapa waktu lalu, Setnov menangis tersedu-sedu dalam persidangan. Ia mengucapkan permintaan maafnya sembari menangis. Tangisan Novanto terdengar sesaat setelah hakim menyelesaikan pertanyaannya.
Tak hanya itu, Setnov juga mengajukan dirinya sebagai "justice collaborator". Drama itu diikuti dengan menyeret beberapa orang sebagai pihak yang turut menerima aliran dana e-KTP, diantaranya Pramono Anung dan Puan Maharani. Ia menuduh kedua politisi PDI Perjuangan itu termasuk pihak yang menerima uang.
Penyebutan nama-nama itu belum bisa dijadikan dasar persidangan karena masih bersifat subyektif. Apalagi belum ada bukti dan data yang mengarah ke arah itu.
Dengan segala sepak terjang di atas, kita harus paham bahwa permintaan maaf Setnov serta keputusannya menjadi JC adalah dalam rangka menyelamatkan diri agar lolos dari jeratan hukum. Ia membangun strategi JC dengan menyeret nama orang lain untuk menutupi kesalahannya sendiri.
Ia menyeret orang lain yang belum tentu bersalah. Hal itu hanya strategi agar dirinya terlihat kooperatif dan bisa lolos dari jeratan hukum.
0 Response to "Drama Setnov Terus Berlanjut, Menangis di Persidangan hingga Menyeret Beberapa Nama"
Post a Comment