-->

Subscribe Us

Makin Melempem! Banyak Caleg PAN Tolak Dukung Prabowo, Sekjen PAN: Tidak Ada Untungnya untuk PAN!


Makin Melempem! Banyak Caleg PAN Tolak Dukung Prabowo, Sekjen PAN: Tidak Ada Untungnya untuk PAN!

Waduh, waduh, makin sepi saja nanti seruan dukungan kepada Prabowo selama Pilpres 2019. Setelah sebelumnya Demokrat sudah terang-terangan membiarkan kader-kadernya tidak mendukung Prabowo, PKS yang sibuk merombak pengurus, kini giliran caleg PAN yang menolak untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga Uno untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Alasannya sama dengan Demokrat, mereka merasa tidak ada untungnya mendukung Prabowo-Sandiaga Uno karena keduanya bukan kader partai mereka. Selain itu, mereka tidak yakin rakyat mau memilih mereka (caleg tersebut) jika ikut mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga Uno.


Sebenarnya ini sindiran yang cukup kasar, seolah mereka ingin mengatakan bahwa dengan mendukung Prabowo, peluang keterpilihan caleg-caleg mereka pun makin menipis. Apa mereka mau katakan kalau rakyat lebih banyak yang tidak simpati kepada Prabowo-Sandiaga Uno? Sangat mungkin.

Pileg, bagi mereka jauh lebih penting daripada Pilpres. Alasannya sih bisa diterima karena senada dengan apa yang dilakukan oleh koalisi Pemerintah.

Di koalisi Pemerintah, justru sangat dianjurkan/diwajibkan kepada mereka untuk menyuarakan Jokowi-Ma’ruf Amin. Mereka tidak merasa rugi jika caleg tersebut mengkampanyekan Jokowi-Ma’ruf Amin, padahal kalau pakai logika oposisi, yang diuntungkan hanya PDIP dan PKB.

Tetapi tidak seperti oposisi, setiap partai dalam koalisi tidak merasa rugi untuk 100% mendukung Jokowi-Ma’ruf, seolah mereka mau berkata, dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf, keterpilihan mereka pun semakin besar. Mereka tahu, bahwa lebih banyak rakyat yang simpati kepada Jokowi dan pemerintahannya saat ini.

Tanpa aling-aling, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan sejumlah calon anggota legislatif partainya di beberapa daerah keberatan mengampanyekan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Hal itu disebabkan masyarakat di daerah pemilihannya punya pandangan politik berbeda.

Eddy membeberkan hal tersebut saat menjadi pembicara di acara diskusi yang dihelat PolMark Indonesia di Hotel Veranda, Jakarta, Kamis (18/10).

"Mohon maaf ketua umum, mohon maaf sekjen, tetapi saya di bawah tidak bisa terang terangan mengkampanyekan Pak Prabowo karena konstituen kita tidak sejalan dengan itu," ucap Eddy menirukan pengakuan caleg dari PAN.

Eddy mengaku mendapat pesan singkat dari para kader. Isinya berupa prediksi terkait dampak yang kurang menguntungkan bagi PAN jika kader mengampanyekan Prabowo-Sandi.

"'Wah ternyata yang kita pilih itu bukan kader. Kalau sekarang kita keluar dan teriak-teriak pak Prabowo, yang dapat angin positifnya itu adalah Gerindra bukan PAN'," ucap Eddy menirukan penuturan kader PAN.


Eddy menduga kondisi demikian tidak hanya terjadi di internal PAN saja. Menurut Eddy, kondisi serupa juga terjadi di internal partai yang kadernya tidak maju dalam Pilpres 2019.

Eddy menjelaskan bahwa Pilpres 2019 merupakan ajang penentuan eksistensi partai politik. Menurutnya, semua partai berupaya sekeras mungkin meraih banyak suara di pileg. Minimal, kata Eddy, lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen 4 persen.

"Oleh karena itu, tujuan kita berpartai, eksistensi kita di partai adalah besarnya kursi di parlemen. Jadi sekarang bagaimana mendapatkan kursi. Ini yang menjadi fokus dan perhatian kita," kata Eddy.

Eddy mengatakan kesulitan Pemilu 2019 adalah pileg dan pilpres dihelat secara serentak. Di satu sisi mesti turut memenangkan pilpres. Di sisi yang lain harus menjaga agar tetap berada di parlemen dengan meraih banyak suara di pileg.

Memang baru sekarang kejadian seperti ini, ketika keputusan partai yang berbeda dengan keputusan dari kader di bawahnya, dan yang harus mengalah adalah keputusan partai. Bukannya yang di atas itu yang berusaha keras untuk menyatukan suara, tetapi mereka malah membiarkan hal ini terjadi begitu saja.

Alasannya pun sangat menyedihkan untuk paslon yang mereka usung. Bahwa mendukung Prabowo-Sandiaaga Uno justru akan merugikan mereka karena tidak akan mendapat simpati yang positif dari pemilih. Kesannya, Prabowo-Sandiaga Uno memang tidak banyak didukung oleh masyarakat.

Hal tersebut sebenarnya sangat berdasar, Jokowi adalah petahana yang memenangkan Pilpres 2014 dan sudah bekerja untuk rakyat selama lebih dari 4 tahun. Saat itu, ada 23 provinsi yang memenangkan Jokowi, dengan total selisih suara lebih dari 18 juta suara dibandingkan denagn Prabowo.

Tetapi betapa menyedihkannya hal ini untuk Prabowo, menyaksikan Parpol pendukungnya yang tidak serius menggerakkan mesin partai untuk mendukungnya.

Kalau bukan mereka, ya siapa lagi yang akan mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres nanti. Tidak akan cukup kemeriahannya kalau yang serius mendukung hanya Gerindra.

Sementara di seberang, koalisi petahana 100% bekerja untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.


0 Response to " Makin Melempem! Banyak Caleg PAN Tolak Dukung Prabowo, Sekjen PAN: Tidak Ada Untungnya untuk PAN!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel