-->

Subscribe Us

Sadis! Eggi Sudjana Sebut SBY Politisi Banci





Dimanakah SBY sekarang berlabuh? Secara formal Partai Demokrat berada di gerbong Prabowo. Tetapi kalau melihat pergerakan dari SBY sepertinya tidak mengisyaratkan kalau SBY itu mendukung Prabowo.

Hal itu dapat kita maklumi karena SBY sempat kecewa kepada Prabowo. Dimana Prabowo sudah menjanjikan AHY sebagai cawapresnya, namun saat-saat akhir pendaftaran capres-cawapres Prabowo justru menggandeng kadernya sendiri, Sandiaga Uno yang sama sekali tidak diperhitungkan itu.


Kekecewaan Partai Demokrat dapat dilihat dari cuitan Andi Arief yang mengatakan bahwa Prabowo itu Jenderal Kardus. Ditapok kardus oleh Sandi langsung berpaling.

Tak hanya itu Andi Arief juga berkicau bahwa PKS dan PAN yang semula menjagokan usungannya masing-masing akhirnya senyap setelah mendapat kardus 1 triliun rupiah dari Sandi Uno.

Namun Partai Demokrat serba salah. Bergabung dengan Prabowo tetapi sudah dikecewakan. Bergabung dengan Jokowi tetapi sudah jelas ditolak sama PDIP. Kegalauan ini diperparah dengan syarat KPU yang menegaskan bahwa partai yang tidak mengusung capres-cawapres kali ini tidak dapat mengusung capres pada pilpres berikutnya.

Kegalauan Demokrat ini harus segera dicari jalan keluarnya. SBY sudah mengorbankan karier anaknya yang gemilang di TNI hanya sekedar untuk bertarung di Pillada DKI.

Tentu AHY tidak boleh dibiarkan begitu saja. AHY sudah disiapkan menjadi suksesi SBY. AHY sudah disiapkan menjadi capres-cawapres tahun 2024 nanti. Meskipun sebenarnya AHY sudah disiapkan bertarung pada tahun 2019 ini. Hanya karena Prabowo tidak menepati janjinya, maka AHY harus bersabar menunggu 5 tahun lagi.

Untuk itulah SBY terpaksa harus bergabung dengan Prabowo demi masa depan anaknya. Tetapi apakah SBY akan berjuang memenangkan Prabowo itu merupakan tanda tanya besar.

Kalau melihat steategi kampanye senyap SBY rasanya tidak mungkin SBY akan memenangkan Prabowo. Lebih baik SBY memenangkan Jokowi yang sudah tidak bisa nyapres lagi. Daripada kalau Prabowo yang menang akan sulit bagi AHY untuk melawan Prabowo sebagai pertahana.

Namun untuk itu SBY harus memenangkan partainya paling tidak sebesar 20% agar bisa melampaui ambang batas presidensial. Dengan demikian Partai Demokrat akan bisa mencalonkan capresnya sendiri. Tetapi untuk mencapai 20% sangatlah sulit untuk kondisi saat ini.

Untuk itulah kita melihat kampanye Demokrat yang selalu menjual nama SBY dan bukan menjual nama Prabowo sebagai capres. Karena Demokrat demi mementingkan partainya daripada Prabowo yang tidak akan menghasilkan apa-apa buat Demokrat.


Dan SBY sekarang juga mulai menyerang keompok Prabowo yang katanya mulai menggunakan sentimen SARA pada Pilkada DKI. Dan itu memang benar dan harus kita akui. Bahwa kemenangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI itu bisa menang karena permainan SARA yang sudah kelewat batas.

SBY yang menyesalkan permainan SARA di DKI padahal sempat memprovokasi kebencian kepada Basuki Tjahaja Purnama dengan pidatonya itu. Akhirnya sadar bahwa permainan SARA di Pilkada DKI itu memang sudah kelewatan brutalnya.

Pernyataan SBY kontan mendapat reaksi dari produsen SARA itu sendiri. Pentolan FPI yang sekarang bergabung dengan PAN itu, malah menyatakan bahwa SBY itu politikus banci.

"Saya tidak sependapat dengan SBY, kalau ngikutin pendapat SBY jadi banci, enggak jelas ya, sok netral, tapi bisu. Politik banci," kata Eggi di D'Hotel, Guntur, Jakarta Selatan, Minggu (11/11).

Eggi memandang bahwa politik yang dijalankan oleh SBY itu tidak jelas. Sok netral tetapi tidak jelas arahnya mau kemana. Kita tahu bahwa selama ini SBY selalu menempatkan partainya sebagai partai penyeimbang. Tidak memihak kepada pemerintah juga tidak mendukung oposisi.

Tapi kali ini SBY dituntut untuk memihak. Namun meskipun sudah bergabung dengan Prabowo, sikap SBY juga sangat jelas tidak ingin memenangakan Prabowo pada pilpres kali ini.

Inilah yang disebut Eggi sebagai politikus banci. Tak jelas ke arah mana SBY mendukung. Secara formal SBY mendukung Prabowo tetapi sikap SBY tidak memperlihatkan bahwa dirinya itu mendukung Prabowo menjadi Presiden. Tak ada kampanye SBY untuk Prabowo.

SBY lebih mementing Pemilu Legislatif daripada Pilpres. Kemenangan partainya lebih penting daripada kemenangan Prabowo. Karena kemenangan partainya akan menentukan nasib AHY anaknya yang telah ia korbankan kariernya di TNI itu.

Bukan begitu kura-kura?



#JokowiLagi


0 Response to "Sadis! Eggi Sudjana Sebut SBY Politisi Banci"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel