-->

Subscribe Us

Kisah Pengecut Jadikan Umrah dan Kegiatan Keagamaan Lain Sebagai Alasan Lari dari Jerat Hukum




Kisah Sang Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang menjadikan ibadah umrah sebagai alasan demi menghindari jerat hukum yang menimpanya, yang hingga sekarang tak pulang-pulang dan menghindar dari segenap tanggung jawab yang mestinya dihadapi ternyata terulang lagi.

Sekarang muncul sosok baru dengan cerita yang hampir sama. Haikal Hasan yang saat Polisi layangkan surat panggilan terkait dugaan kasus penyebaran berita hoax juga dikabarkan tengah menjalankan ibadah umrah di tanah suci.

Adapula cerita Bachtiar Nasir, pria yang dikenal sebagai pengusung ideologi transnasional dan khilafah tersebut juga beralasan serupa saat ditanya soal ketidakhadirannya memenuhi panggilan Polisi yang hingga ketiga kalinya terkait dugaan kasus penggelapan dan TPPU dana YKUS yang telah menjadikannya tersangka. Pengacaranya mengatakan, Bachtiar Nasir sedang berada di Arab Saudi rangka memenuhi undangan dari Liga Muslim Dunia.

Lagi-lagi agama dijadikan tempat berlindung dan sebagai alasan bersembunyi bagi para pengecut - pecundang yang tengah terjerat kasus hukum. Mereka semua kabur dengan alasan sedang menjalankan ibadah atau kegiatan suci keagamaan dan meninggalkan tanggung jawabnya menghadapi dan menjalani proses hukum.

Mereka bisa berkelit dengan berbagai alasan. Misalnya Rizieq Shihab dengan tanpa malu mengatakan kasus hukum yang menjeratnya adalah kriminalisasi ulama yang dilakukan aparat kepolisian dan penguasa hingga iapun terpaksa pergi.

Haikal Hasan bisa menepis dengan beralasan umrahnya sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum adanya kasus hukum yang menjeratnya. Atau bahkan Bachtiar Nasir yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu bisa saja berdalih bahwa pemanggilan dirinya yang kedua dan ketiga itu tiba-tiba sehingga bersamaan dengan jadwal acaranya ke Saudi. Tapi semua alasan itu tak bisa menggugurkan pandangan umum masyarakat bahwa mereka adalah pengecut dan pecundang yang takut menghadapi proses hukum. Apa sebab?

Anggap saja semua alasan mereka benar. Kita iyakan saja alasan-alasan mereka yang pergi ke luar negeri dan pada akhirnya proses hukum tertunda. Tapi logika sederhananya adalah, apakah tidak bisa umrah tersebut ditunda atau bahkan digagalkan dulu demi sesuatu yang lebih penting? Apa susahnya bagi seorang Bachtiar Nasir untuk lebih memilih bertanggung jawab atas perbuatannya dan menghadiri panggilan Polisi yang sudah ketiga kalinya?

Tentu sangat mudah bagi ketiga pengecut - pecundang itu melakukannya. Rizieq sebenarnya bisa kapan saja pulang ke Indonesia dan menghadapi proses hukumnya. Haikal sejatinya juga mudah untuk membatalkan pergi umrah dan lebih memilih menghadap penyidik. Bachtiar juga demikian. Ia tentu saja bisa jika memang berniat mempertanggungjawabkan perbuatannya dan hadiri panggilan Polisi.

Namun sifat pengecut dan kepribadian pecundang yang ada dalam dirinya rupanya menghalangi mereka untuk menunaikan kewajiban mempertanggungjawabkan perbuatan, memenuhi panggilan Polisi dan menjalani proses hukum. Mereka lebih memilih kabur, pergi ke luar negeri, dan bahkan menjadikan ibadah sebagai alasan.

Lalu kenapa hingga sekarang alasan ibadah atau alasan lain yang berbau agama tersebut seolah nyaman dan relatif aman digunakan oleh para pengecut dan pecundang untuk menghindari jerat hukum?

Ungkapan yang cukup populer dari seorang filsuf dan pemikir kenamaan Ibnu Rusyd dari Al-Andalus yang berbunyi; "jika ingin menguasai orang bodoh bungkuslah kebatilan dengan agama" sepertinya bisa menjawab pertanyaan di atas. Para pengecut dan pecundang tersebut tentu paham bahwa para pengikut mereka masih banyak yang bodoh, atau setidaknya memiliki kekaguman yang membabi buta kepada mereka hingga menanggalkan akal sehatnya. Karena itulah kebatilan sengaja dibungkus dengan agama semata agar pengikutnya tetap mau membela jika siapapun nanti ada yang berani mengungkitnya, tak terkecuali aparat penegak hukum dalam hal ini Polisi.

Terbukti dalam beberapa kejadian, pengangum para pengecut dan pecundang itu kerap turun ke jalan melakukan pembelaan pada junjungan mereka yang terbelit kasus hukum seperti yang pernah terjadi pada kasus Rizieq dan yang lainnya. Massa jalanan yang diklaim sebagai jamaah itu bahkan tak segan melakukan tindak kriminal dengan mengintimidasi orang lain dan bahkan institusi. Benar bukan? Para pengecut pecundang itu berhasil menguasai orang bodoh (pengikutnya) dengan cara membungkus kebatilan - kejahatan mereka dengan agama



0 Response to "Kisah Pengecut Jadikan Umrah dan Kegiatan Keagamaan Lain Sebagai Alasan Lari dari Jerat Hukum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel