Panas-Dingin Anies “Dijewer” Jokowi!
Membaca apa pun berita tentang Anies efeknya itu bikin miris dan ketawa sendiri. Terutama bagi warga Jakarta yang rajin bayar pajak dan retribusi. Sudah dikasih udara kotor tiap hari, eh malah disalahkan sebagai penyebab polusi udara karena memakai kendaraan pribadi, mobil maupun motor. Lewat di Bundaran HI yang iconic, eh disuguhi patung aneh dari bambu dan sekarang berubah jadi setumpuk batu seharga Rp 150 juta hehehe…. Ya sudah kan, mau marah gimana? Dibawa ketawa saja sambil mengagumi “kecerdasan” sang gubernur yang ternyata….mendapatkan tunjangan operasional puluhan miliar rupiah karena hampir setahun bersolo karir tanpa Wagub. Ya duitnya buat dia sendiri, apelo? Hehehe…. Akhirnya tiada hiburan lain kecuali menyaksikan Anies jadi sensi panas dingin karena kena “jewer” Presiden Jokowi. Ini salah satunya, siapa tahu nanti-nanti ada lagi. Jadi, enjoy lah…
Tulisan ini agak tertunda sih, harusnya ditulis semingguan yang lalu. Karena momennya memang pada saat pidato kenegaraan Presiden Jokowi di depan DPR/DPD RI. Di dalam pidato itu ada beberapa momen yang entah disengaja atau tidak, merupakan sentilan tajam yang bisa dirasakan oleh yang merasa aja. Dan ternyata, sang gubernur santun merasa disindir. Lalu mencoba untuk membalasnya, dengan setengah putus asa. Karena dia sama sekali tidak dapat menunjukkan hasil kerjanya sebagai isi balasan itu. Malah jadi terlihat sensi sendiri.
Yang pertama, ketika Presiden Jokowi menyebut soal Pancasila dan kinerja aparat. "Kita tidak kompromi dengan aparat yang mengingkari Pancasila. Kita tidak kompromi aparat yang tidak melayani, yang tidak turun ke bawah," ujar Jokowi. Menurut dia, peningkatan kualitas dan kultur aparat mulai dari aparat negara, birokrat, TNI dan Polri dan pejabat BUMN, juga harus segera berubah. Namun, dia menyatakan masyarakat harus mengapresiasi aparat yang selalu menebarkan optimisme. "Aparat yang melakukan smart shortcut dan yang sepenuh hati melayani rakyat," ucap Jokowi Sumber. Sudah 2 kali kejadian Pemprov DKI terkait isu HTI, yang pertama ketika mengundang organisasi Muslimah HTI dan yang kedua kajian Felix Siauw di Balai Kota DKI Sumber. Yang saya pahami sebagai smart shortcut seperti disebut Presiden Jokowi adalah seperti pengaduan di Balai Kota di jaman gubernur sebelumnya. Di mana banyak masalah bisa diselesaikan dengan cepat dan efisien. Sementara sekarang? Ahh sudahlah….
Kedua, adalah momen ketika Presiden Jokowi menyempatkan diri menyapa Sandiaga sebagai “sahabat baiknya”. Sandiaga memang termasuk dalam undangan di acara sidang tahunan DPR/DPD RI itu. Anies? Saya nggak tahu. Kalau pun diundang, toh yang disapa oleh Presiden Jokowi ya Sandiaga saja. Sesudah Presiden Jokowi menyapa beberapa pejabat dan mantan presiden/wakil presiden yang turut hadir, seperti Megawati dan Try Sutrisno. "Sahabat baik saya, Bapak Sandiaga Uno," kata Jokowi, disambut tepuk tangan para hadirin Sumber. Sapaan manis mesra ini bagaikan menurunkan derajat Anies beberapa inchi. Padahal yang katanya gubernur rasa presiden kan dia, kok Sandiaga yang jadi tamu istimewa? Huehehe….
Yang ketiga, tentu saja yang paling epic, ketika Presiden Jokowi menyentil soal studi banding pejabat ke luar negeri. Secara Mendagri juga sebelumnya sudah memberikan sentilan serupa. Namun, sentilan dari Presiden Jokowi sungguh terasa telaknya, dikatakan di depan publik. Sementara yang paling ramai diberitakan soal kunjungan ke luar negeri ya Anies saja. Siapa lagi? Bahkan para anggota DPR yang dulu kerap disorot terkait perjalanan ke luar negeri, kalah sama aktivitas Anies yang satu itu.
Sentilan dari Presiden Jokowi dimulai dengan menyebut soal ukuran kinerja, yakni bukan lagi dari seberapa banyak peraturan yang dibuat. “Tetapi sejauh mana kepentingan rakyat, kepentingan negara dan bangsa bisa dilindungi," kata Jokowi. “Saya ingatkan kepada jajaran eksekutif agar lebih efisien. Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone kita,” kata Jokowi lagi. Saya yakin mayoritas kuping yang mendengar atau mata yang membaca bagian pidato ini pasti ingatannya akan langsung lari ke Gubernur Anies. Siapa lagi kan?
Anies sendiri nampak gagap ketika menanggapi isi pidato Presiden Jokowi ini. Dia tiba-tiba malah ngomongin soal kemampuan berbahasa internasional. Mau ngebales maksudnya? "Jadi kalau mau berangkat pakai bahasa internasional, jadi ke sana bukan menonton, bukan mendengarkan, tapi menceritakan Indonesia," ucap Anies. "Kalau tidak bisa bahasa internasional di sana cuma lihat-lihat jadi, penting bagi pemimpin bisa bahasa internasional," ucap Anies. Dan kemudian Anies hanya bisa menyebut Formula E yang masih wacana itu. Lalu kunjungan Anies yang beberapa kali sebelumnya ke luar negeri hasilnya apa? Ada kah yang buat kemaslahatan warga Jakarta? Mengurangi polusi? Menyediakan rumah yang layak buar masyarakat berpenghasilan rendah? Menyediakan lapangan pekerjaan buat mereka? Mengurangi kemacetan? Mengurangi sampah di Jakarta? Dan banyak lagi yang bisa panjang seujung gang… Ya mungkin tulisan ini dianggap mengada-ngada. Mungkin juga Presiden Jokowi tidak bermaksud menyentil siapa-siapa. Tapi setidaknya bisa jadi jalan untuk menertawakan sang gubernur santun, yang ternyata hanya bisa mengemukakan kemampuannya berbahasa asing saja, tanpa bisa mengemukakan hasil kerjanya. Wkwkwk! Demikian kura-kura…
(Sekian)
0 Response to "Panas-Dingin Anies “Dijewer” Jokowi!"
Post a Comment