-->

Subscribe Us

Sherly Annavita, Milennial Bodoh Sok Kritik Jokowi, Kencingnya Lurusin Dulu!





Rupanya muncul sebuah nama yang jadi gacoan kubu oposisi di acara tanpa mutu yang tengah dipertahankan Karni Ilyas. Karni Ilyas yang pengecut, tak berani membahasa masalah Lumpur Lapindo dan hutang Bakrie terus dengan liciknya membuka panggung untuk merongrong Pak Jokowi.

Beraksi di acara yang sebenarnya kontras dengann judul, Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di TVOne, Selasa (20/8/2019) malam, membahas tema ‘Perlukah Ibu Kota Dipindahkan?’.


Ini adalah panggung hiburan kubu oposisi sebagai pelampiasan sakit hati karena kalah secara beruntun. Sudah bisa ditebak segala ujaran dan ocehannya itu tujuannya hanya satu, tanpa solusi cerdas hanya untuk salahkan Presiden.

Lihat saja narasumber kubu oposisi sudah memperlihatkan niatan Karni untuk menampilkan dagelan para badut politik penghibur para pendukungnya dengan segala pengibulan. Ada budayawan Ridwan Saidi yang ngawur, pengamat Rocky Gerung si pengibul ulung. Lalu ada Zon dan Fahri H. .

Salah satu narasumber yang dipromosikan kubu oposisi adalah katanya si millenial influencer Sherly Annavita yang saya pikir otaknya encer tapi mulutnya doang yang encer. Otaknya kalah, lebih cerdas siswa SMP yang saya ajar.

Mbak Sherly langsung menyampaikan kritik ke Jokowi terkait rencana pemindahan ibu kota tersebut. Sebagaimana diketahui pemindahan ibu kota ini bukan wacana baru, begitu Sherly mengawalinya.

Menurut Sherly, alasan yang disampaikan Jokowi itu justru menohok kapasitasnya sendiri dalam memerintah.

"Karena bukankah salah satu program besar Pak Jokowi mencalonkan diri jadi Gubernur dan menjadi Presiden adalah penanganan semua keruwetan Jakarta yang di dalamnya termasuk banjir, macet, polusi, dan lain-lain," jelasnya.

"Jadi ketika sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota ini karena macet, banjir, dan polusi seperti yang tadi sama-sama kita dengar. Maka seolah beliau sedang mengonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau saat Pilgub bahkan Pilpres," kata Sherly disambut aplaus.

Sherly memang gagal paham. Seolah Ibu Kota saat ini vakum pemimpin dan harus menyalahkan Jokowi. tapi betul juuga dia menihilkan eksistensi ANies sbeagai Gubernur karena sejatinya seolah tanpa pemimpin saat ini.

Nah, problemnya Ibu Kota bisa dipertahankan di Jakarta kalau pemimpinnya saat ini mau melanjutkan program sebelumnya dan mendukung Program Pusat. Nyatanya Anies hanya kerja untuk pencitraan medsos.

Kebijakan Pemerintah Pusat atau Pak Jokowi untuk mendukung program di Ibu Kota pun sama sekali tak direspons atau didukung oleh si Anies Baswedan. Sebaliknya yang dilakukannya hhanya mengacak-acak dan membiarkan makin amburadul.


Betapa miskin datanya si Sherly yang hanya modal nyembur sembari melimpahkan kesalahan ke Pak Jokowi.

Mau buktinya?

Pertama, soal masalah banjir ada dua program Pak Jokowi yang sudah dilakukan beliau tapi Anies tak mendukung Program Presiden sama sekali! Pak Jokowi punya dua program besar yaitu dengan normalisasi Sungai Ciliwung plus program berskala raksasa yaitu membangun dua waduk raksasa di Bogor yaitu Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi. Jadi penanganan banjir itu adalah fakta.

Lalu Jokowi sudah merangkul Anies untuk meninjau dua waduk tersebut dan meminta agar di hilir Pak Anies yang mengurusi normalisasi sungai. Apakah normalisasi sungai dilakukan oleh Anies? Nol sama sekali. Anies malah mengusung naturalisasi dan tak menjalankan normalisasi sungai sama sekali!

Justru yang terjadi saat inji adalah warga sekitar Kali Ciliwung membuat reklamasi, menimbun bantaran sungai agar tempat hunian mereka makin lebar dan sungai malah makin menyempit. Ini jelas pembiaran dan bukti pembangkangan yang bukan hanya santun tapi kurang ajar!.

Kedua, melihat penataan kota semrawut, jalan Tanah Abang ditutup lalu trotoar jadi lapak PKL, apakah layak Ibu Kota dipertahankan kalau pemimpinnya menabrak semua aturan?. Bahkan undang-undang pun dilawan oleh Anies sampai buth politisi muda PSI untuk membungkamnya dengan menuntutnya ke Mahkamah Agung dan akhirnya Anies terbukti kalah!.

Politisi PSI William Aditya Sarana berhasil menekuk kebijakan Anies yang kontroversial dan membuat Ibu Kota jadi acak kadut semrawut seolah dipimpin badut. Nyatanya Pak Jokowi lagi yang disalahkan. Padahal Jusuf Kalla sudah mewanti Anies agar Jakarta masuki ke kota-kota yang top dunia. ANies tak mampu.

Ketiga, urusan macet Ibu Kota, ini komentar menohok dari Marco Kusumawijaya anak buah Anies di TGUPP, urusan macet itu bukan urusan dan masalah Ibu Kota. Artinya Pemprov tak mau urus. Marco dan kawan-kawan asli Tim Gubedrnur Urusan Planga-Plongo alias tak ada solusi selain makan gaji buta!

Jadi mau berharap apa sama Gubernur yang masalah macet saja bisanya hanya menyalahkan warga dan wartawan. Koplak kan, Gubernur bergelar PhD tapi malas mikir dan riset jagonya nyembur doang dan salahin warga. Nggak kerja sama sekali.

Eh coba Anda lihat ya Sherly, apa yang ditaroh oleh Anies di JL MH. Thamrin pengganti karya seni bambu kusut tak jelas? Bronjongan batu. Simbol pemimpin keras kepala yang tak mau diatur dan hanya menghasilkan karya seni purba, bebatuan yang tak jelas. Kecuali batu itu dipahat dan dibentuk dengan sentuhan artistik.

Ini sama saja batu bronjong yang tadinya mau dipakai sebagai bagian naturalisasi sungai tak ternyata tak kunjung dipasang akhirnya daripada mangkrak dipasang di tengah kota.



Sherly, ngaca kalau ngomong, kencingnya dilurusin dulu. Mending kalian berdua sama Bang Karni bahas Jibril yang katanya politisi hebat. Bang Karni harus memperkenalkan Jibril ke Sherly ini, kayaknya Sherly harus membela Jibril. Cocok, itu baru saya acungi jempol!



0 Response to "Sherly Annavita, Milennial Bodoh Sok Kritik Jokowi, Kencingnya Lurusin Dulu!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel