-->

Subscribe Us

Benarkah Ratna Sarumpaet Tertipu Soal Duit Transferan Rp 23 T?

Benarkah Ratna Sarumpaet Tertipu Soal Duit Transferan Rp 23 T?

Ceritanya seseorang bernama Ruben PS Marey mengaku punya uang Rp 23,9 triliun di bank. Katanya dana itu merupakan dana swadaya yang berasal dari tujuh keturunan para raja Nusantara. Uang itu awalnya disimpan di Bank UBS, Swiss, kemudian ditransfer ke 3 bank di Indonesia : BNI, BCA dan Bank Mandiri. Proses transfer itu telah dilaporkan oleh Bank Indonesia kepada World Bank (Bank Dunia). Lalu uang itu hilang. Sedianya dana itu untuk pembangunan di Papua. Ruben kemudian mendatangi Ratna Sarumpaet. Dia (dan Ratna) menduga dana di rekeningnya itu telah diblokir sepihak oleh pemerintah. Ruben mengatakan, hal itu sudah dikroscek kembali ke World Bank. Namun, pihak World Bank mengatakan, uang telah sukses terkirim ke rekening Ruben pribadi.

Dilansir detik.com, Ratna menyatakan bahwa BNI adalah tempat ke mana transfer itu pernah ditujukan, tapi ditarik kembali hanya dalam waktu satu hari. Ruben tidak tahu sia[a yang telah menarik dana itu dari rekeningnya. “Ya siapa, nggak tahu saya. Itu yang harus dibuktikan pemerintah kalau itu bukan dia (yang menarik duit Rp 23 triliun itu dari bank),” ujar Ratna. Seperti biasa maksudnya ya menujukan kesalahan ke pemerintah. “BI itu sudah melaporkan ke Bank Dunia bahwa transfer itu sudah terjadi. Itu saya nggak tahu kenapa mereka harus laporan begitu ke Bank Dunia. Tetapi dokumen yang kita terima yang membuktikan bahwa sudah ada pernyataan Direktur Gubernur Bank Indonesia ke Bank Dunia yang menyatakan bahwa uang itu sudah tertransfer ke Saudara Ruben PS Marey (salah satu orang yang melapor ke Ratna), itu menjadi bukti janggal. Dana sudah tertransfer, sementara saat kita cek di bank (BNI, BCA, dan Mandiri), di bank sudah tidak ada duitnya. Jadi kaitannya dengan Bank Dunia adalah sebagai tempat pelaporan transaksi internasional, bahwa telah terjadi transaksi itu. Jadi kalau BI mengatakan sudah ditransfer, harusnya itu ada di banknya Ruben. Dan sampai sekarang pihak Istana itu masih nego. Aku tahu, kok. Nego dengan orang kitalah, dengan orang-orang korban itu, “ papar Ratna lagi. Bahkan Ratna mengaku sudah menghubungi The Fed (Bank sentralnya AS) terkait hal ini. Menurut Ratna semua bukti dokumen sudah dia berikan ke Komisi XI DPR RI agar mereka memanggil Menkeu Sri Mulyani untuk menjelaskan hal ini.


Ini ceritanya agak absurd ya. Katanya dana itu sudah ada di rekening Ruben sejak tahun 2016, kenapa nggak dari dulu digelontorkan buat membangun Papua? Belikan saja saham Freeport, jadi kan hasil tambangnya bisa dinikmati oleh rakyat Papua. Kenapa nggak dari tahun-tahun kemarin disebarkan di Papua buat bikin jalan dan jembatan. Atau instalasi air bersih di Asmat. Lah ini kan sudah keduluan pemerintah bikin macem-macem di sana. Lagian dengan uang sebesar itu di dalam rekening pribadi, masak nggak ada laporan pajaknya? Ratna Sarumpaet tidak ada menyinggung soal itu. Dari 2016 kan? Berarti sudah kena pajak sekitar 2 tahunan tuh. Saya kira aturan soal transaksi keuangan dan tabungan di Indonesia sudah cukup bagus dan dapat terlacak. Apalagi yang jumlahnya mencapai Rp 23 triliun.

Oleh sebab itu, politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari, yang juga anggota Komisi XI DPR RI, menduga bahwa Ratna Sarumpaet kena penipuan modus lama. "Modus penipuan begini kan sudah uzur sejak lama," kata Eva. Modus itu mirip penipuan tentang harta raja-raja lama hingga presiden lama. Misalnya duit Wali Amanat Bung Karno. Kata Eva sudah 3 kali dia pernah didatangi berbagai pihak yang menjadi korban penipuan semacam itu. Sebagai anggota Komisi XI, Eva menilai isu ini tak layak untuk diangkat menjadi isu politik kenegaraan. "Nekat juga kalau kemudian dinaikkan menjadi isu politik di tahun politik. Bawa-bawa Bank Indonesia dan World Bank segala. Menkeu mah sibuk akrobat nyari dana untuk menutup BPJS, dari dana kasat mata, sumber yang terkontrol. Ngapain mengurus dana sulapan yang sumbernya konon katanya," kata Eva. Mungkin juga berkas dokumen dari Ratna memang sudah diserahkan. "Tetapi karena sangat muskil, jadinya oleh pimpinan nggak pernah dimasukkan ke agenda rapat komisi. Jaga marwah Komisi XI dong," kata Eva.

Pihak detik.com juga mengangkat berita lama, tahun 2013 tentang penipuan yang mencatut nama Bank Indonesia dan World Bank, senilai Rp 15 triliun. Mirip-mirip sih modusnya. Si penipu mengaku punya uang Rp 15 triliun dari World Bank dan disimpan di Bank Indonesia. Untuk mencairkannya, dia butuh biaya administrasi. Dia cari orang yang mau menalangi biaya admin ini. Kemudian nanti akan dia berikan imbalan sebesar Rp 250 miliar. Penipu ini pun menunjukkan surat-surat lengkap dari World Bank dan BI, yang palsu tentunya. Cerita lengkapnya di artikel berikut :

https://news.detik.com/berita/4222539/tipu-tipu-rp-15-triliun-nyatut-world-bank-bank-indonesia

Saya juga pernah menulis tentang kasus penipuan oleh Sekte Pembayar Utang UN Swissindo. Ceritanya mereka ini bisa melunaskan utang para pengikutnya dengan dana yang berasal dari harta karun kerajaan Nusantara hingga dana revolusi Bung Karno. Sebuah cerita absurd untuk bisa diterima oleh akal sehat.

Saya cenderung sepemikiran dengan Bu Eva di atas. Kita lihat saja perkembangan kasus duit Rp 23 triliun ini.

#JokowiLagi



0 Response to "Benarkah Ratna Sarumpaet Tertipu Soal Duit Transferan Rp 23 T?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel