-->

Subscribe Us

A WOMAN CALL HOAX Pemeran Utama: Hanum Rais. Inilah Reviewnya....






Setelah menikmati aneka komentar lucu soal film Hanum dan Rangga, saya pikir ada beberapa pelajaran penting bagi kita semua tentang lingkungan digital kita saat ini.

Pertama, banyaknya hujatan, cacian, dan hinaan terhadap Hanum Rais bukan semata-mata karena dia adalah anak dari Amin Rais. Tapi lebih dari itu, karena Hanum adalah seorang dokter yang beberapa waktu lalu meyakinkan publik bahwa Ratna benar-benar bonyok karena dipukuli. Hanum adalah orang yang ikut terlibat dalam skandal hoax operasi plastik, bersama-sama dengan Amin Rais, Prabowo, Sandiaga dan komplotan oposisi.


Jika kamu bertanya kenapa Hanum begitu dihujat? Itu pasti karena ulahnya yang cukup membuat muak kita semua. Ikut menyebar hoax serta memprovokasi publik. Kalau di antara teman-teman pembaca ada yang tidak setuju, atau tidak suka Hanum dihujat, ada baiknya kalian minta Hanum untuk tidak menyebar hoax, propaganda serta provokasi busuk pada Indonesia.

Hujatan terhadap Hanum adalah konsekuensi logis. Masuk akal. Justru aneh kalau seorang provokator, yang bahkan membawa-bawa status kedokterannya, meyakinkan publik bahwa Ratna benar-benar dianiaya, kemudian tidak mendapat hujatan atau makian. Aneh! Maka apa yang terjadi saat ini, hujatan terhadap Hanum, adalah hal yang wajar. Sudah seharusnya begitu.

Publik tidak peduli dengan aktor dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film Hanum dan Rangga. Karena pada intinya, film tersebut dibuat oleh Hanum, seorang perempuan yang membohongi masyarakat Indonesia, dan dengan bangganya menyamakan Ratna Sarumpaet si pembuat hoax dengan pahlawan nasional, Cut Nyak Dhien.

Masyarakat tidak punya urusan dengan aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Karena proses produksi terjadi sebelum Hanum menyebarkan hoax. Dan kalaupun hari ini masyarakat menghujat Hanum, itu tidak berarti menghujat seluruh orang yang terlibat di dalam pembuatan film. Keinginan masyarakat, atau tujuan dari hukuman sosial yang dilancarkan saat ini cuma satu: jangan kerjasama dengan Hanum lagi, atau film kalian akan dihujat-hujat lagi.

Dalam kondisi seperti ini, jelas yang dirugikan adalah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film Hanum dan Rangga. Buruknya, mereka tak bisa menyalahkan publik yang langsung skeptis dengan film tersebut.


Kedua, film Hanum dan Rangga sebenarnya adalah film yang sangat tidak percaya diri. Ketika judul dan aktor utamanya menggunakan nama Hanum, seolah ingin mengangkat kisah perjalanan Hanum Rais, tapi malah dipasangkan dengan Rangga. Padahal Rangga kan punya Cinta? Haha

Sebagai seorang penulis, meskipun saya tak sehebat Hanum dalam membuat novel fiksi, saya paham akan adanya ego dalam setiap penulis untuk menonjolkan dirinya sendiri. Sehingga kadang, penulis terjebak dalam klaim. Dalam hal novel fiksi, seorang penulis biasanya melibatkan unsur sifat diri dan lingkungannya, yang ditiupkan dalam setiap tokoh yang diciptakan. Dan kalau kita lihat film Hanum dan Rangga, dari judul hingga nama tokoh yang sama dengan penulisnya, bisa dibilang ini adalah contoh sempurna soal ego penulis.

Mungkin Hanum ingin agar filmnya nanti dikenal seperti Habibie dan Ainun. Namun sayangnya Hanum bukanlah sosok yang pantas untuk kita kagumi seperti Habibie, yang sudah jelas manfaatnya untuk bangsa ini.

Sehingga kalau saja Fadli Zon tau akan ada pro kontra dan berita terkait film Hanum dan Rangga, mungkin dia akan bingung bertanya-tanya, apa dampaknya untuk bangsa? Sementara kalau kita tanya ke SBY, paling dijawab “tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak elok lah untuk saya sampaikan di publik.”

Ketiga, kita semua paham bahwa cara promosi dengan mengajak komunitas atau kelompok tertentu untuk nonton bareng adalah hal yang wajar. Sah dan boleh saja. Tidak melanggar undang-undang. Tapi, surat wajib nonton untuk kader PAN menjadi soal karena Hanum menyerang para komentatornya dengan tuduhan dan fitnahan yang cukup tidak masuk akal, setidak masuk akal kasus oplas Ratna.

Maka sekali lagi, jangan salahkan masyarakat yang kembali menghujat Hanum, mempertanyakan posisi PAN ini sebagai partai politik apa kelompok arisan? Surat wajib nonton itu membuat kita bertanya-tanya, sebegitu kuatkah klan Amin Rais di PAN?

Seharusnya Hanum bisa menanggapi dengan bijak segala komentar buruk yang masuk di akunnya. Karena pada akhirnya, film adalah sebuah karya seni yang terlalu mudah untuk dinilai. Tidak bisa dipengaruhi oleh unsur-unsur politik dan kepentingan. Kalau memang bagus, orang akan nonton. Itulah yang terjadi pada film Dilan, AADC sampai Ayat-ayat Cinta.

Tapi kalau melihat Hanum nampaknya cukup reaktif, sepertinya dia sendiri tak percaya diri dengan film yang dibuatnya. Atau, Hanum memang seorang perempuan labil yang reaktif, dikit-dikit mewek? Jangan tanya pada pak Gubernur PSSI, karena jawabannya pasti begini “apa hak anda bertanya seperti itu?” begitulah kura-kura.



Sumber

0 Response to "A WOMAN CALL HOAX Pemeran Utama: Hanum Rais. Inilah Reviewnya...."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel