-->

Subscribe Us

SBY Mulai PéDé, Tak Mau Partainya Di-PHP Prabowo Lagi




Apresiasi tak lebay layak dialamatkan pada SBY. Ketua Umum Partai Demokrat ini mulai sadar. Dukungannya kepada Prabowo Subianto tidak memberikan keuntungan elektoral terhadap partainya. Apalagi sebenarnya Prabowo di mata kader Partai Demokrat tak ubahnya sebagai jenderal kardus.

Berbeda jauh dengan prestasi SBY yang gemilang. Menjadi pemenang dalam dua kali Pilpres langsung, dengan peninggalan fenomenal Candi Hambalang. Sedangkan Prabowo? Walau tinggal di Istana Hambalang, semua kader Gerindra termasuk Fadli Zon toloyo juga tahu. Prabowo yang kembali nyapres itu baru sekali merasakan hampir menang Pilpres hingga sujud syukur begitu terukur. Sayang, Fadli Zon toloyo dan para genderuwo harus sadar kalau sujud syukur itu akhirnya tetap dalam rangka menerima kekalahan. Yungallah… Zon, Zon toloyo…


Mengingat fakta penting tersebut, sudah pantas bila kader Demokrat tetap mengingat sosok Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus seperti diproklamirkan Andi Arief. Apalagi Andi Arief tahu persis kalau kader terbaik Demokrat saat ini, AHY kena PHP Prabowo secara terstruktur, sistematis dan masif. Jelas bikin Partai Demokrat sakit hingga sembelit dan melilit-lilit.

Bayangkan saja ketika AHY sudah pede dan begitu siap menjadi cawapres Prabowo malah di-php. Sakit hati Ani emak AHY layak dirasakan seluruh kader Demokrat dan simpatisannya. Roy Suryo yang belum dikabarkan mengembalikan panci pun layak sakit hati kepada Prabowo.

Pada titik ini, sebelum nasi menjadi bubur, SBY mulai kelihatan pede. Tak mau partai berlambang mercy itu kena tipu Prabowo lagi. Analisa SBY cukup masuk akal. Menurut mantan presiden yang suka bikin album ini, pemilu serentak yang menyandingkan pilpres dan pileg hanya berdampak terhadap partai yang memajukan kadernya sebagai calon presiden (capres).

"Survei membuktikan saat ini bahwa partai politik yang punya capres sangat diuntungkan," kata SBY saat memberikan sambutannya dalam acara pembekalan calon legislatif DPR RI di Hotel Sultan, Jakarta Pusat (10/11).

Presiden ke-6 RI ini lantas mencontohkan PDI Perjuangan. Menurutnya, PDI Perjuangan akan menerima banyak keuntungan elektoral karena capresnya adalah Joko Widodo. Sedangkan, Prabowo hanya memberikan keuntungan elektoral kepada Partai Gerindra saja.

"Suara kedua partai politik itu meningkat tajam. Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres, suaranya menurun, anjlok. Itu realitas," tandas SBY yang berbicara di hadapan 287 caleg PD.


Jelas sudah kalau selain mulai pede tidak mau lagi di-PHP Prabowo, SBY juga tengah galau. Tidak galau bagaimana memikirkan nasib Partai Demokrat yang tengah terjebak. Dan, otak dari jebakan ini patut dialamatkan pada Sandiaga, ulama tahu bulat pembawa kardus.

Gara-gara kardus Sandi, AHY terbengkelai, Partai Demokrat hampir sekarat. Tidak heran bila banyak kader Demokrat yang terang-terangan lantas menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’aruf. Istilahnya politik dua kaki. SBY pun merasa tidak keki dengan inisiatif kader-kader tingkat daerah. Justru SBY bersyukur dengan inisiatif seperti itu. Inisiatif yang diharapkan dapat menyelamatkan demokrat.

Artinya, sudah jelas dalam analisa SBY kalau yang bisa menyelamatkan Partai Demokrat pada Pilpres 2019 adalah wujud dukungan pada Jokowi-Ma’ruf. Kalau Demokrat nekat mendukung Bowo dan Sandi, alamat kalau Demokrat pasti sekarat. Ini tentu gawat.

Bagi kader Partai Demokrat, apa yang disampaikan SBY di depan 287 caleg PD jelas kode keras. Para caleg memiliki prosentase lebih besar terpilihnya bila tiada bosan mendukung pasangan Jokowi-Ma’aruf. Sebaliknya, caleg Demokrat akan ngenes bila tetap mendukung pasangan Bosan (Bowo-Sandi).

Ingat kalau pencapresan Prabowo hanya menguntungkan Gerindra. Pasalnya wakilnya si Sandi juga kader Gerindra. Praktis, PKS dan PAN juga hanya dapat keuntungan kardus. Untuk soal elektabilitas, kedua partai tersebut layak masuk dalam perkiraan nyungsep secara ikhlas.

Ini berbeda dengan wakil Jokowi yang bukan dari kader partai tetapi sosok ulama NU. Partai-partai pendukung dari kalangan nasionalis dan religius merasa ayem dan tentrem karena semua merasakan keberkahan.

Doa-doa KH Ma’ruf Amin jelas membawa energi positif bagi koalisi Jokowi. Partai-partai pendukung dengan percaya diri tinggi diridhoi Allah SWT dalam tingkat elektabilitas. Apalagi ini koalisi yang solid dan bukan koalisi hoax seperti koalisi Bosan.




#JokowiLagi.



Sumber

0 Response to "SBY Mulai PéDé, Tak Mau Partainya Di-PHP Prabowo Lagi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel