Gunakan Kata ‘Ndasmu’ Karakter Kasar Prabowo Tidak Dapat Ditutupi
Memang benar bahwa Prabowo adalah orang yang kasar dan tidak beretika. Mengenyam pendidikan di luar negeri tidak menjamin seseorang memiliki kecerdasan dalam berujar dan berperilaku. Pemimpin adalah contoh dan panutan, seorang pemimpin harus bisa mencerminkan kepribadian bangsa baik dari bahasa, sikap dan etos kerja. Prabowo sama sekali tidak mewakili sikap bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan sopan.
Dalam orasi politiknya di Gelora Bung Karno Jakarta dia menyinyir Jokowi dengan mengatakan,
"Katanya ekonomi Indonesia baik, pertumbuhan lima persen. Lima persen ndasmu!"
Kata ndasmu di dalam bahasa jawa adalah kata yang kasar dan tidak sopan. Kata kasar seperti ini tidak elok dikeluarkan apalagi ketika berorasi didepan pendukungnya. Nyinyiran Prabowo kepada pencapaian pemerintahan Jokowi dengan menggunakan Kata kasar “ndasmu” sebenarnya adalah karakter asli Prabowo yang keluar alamiah tanpa skenario.
Karakter asli Prabowo memang tidak dapat disembunyikan. Dari yang dia marah pada saat debat keempat. Hingga harus mengeluarkan kata ndasmu saat mengkritik Jokowi. Apakah calon pemimpin dibenarkan berkata kasar. Sikap merendahkan dan kasar adalah sikap yang tidak boleh dimiliki seorang pemimpin. Tidak ada yang melarang Prabowo untuk mengkritik, sangat boleh karena berpendapat itu dijamin oleh UU. Namun berpendapat juga harus memiliki etika. Tidak mengandung unsur SARA, tidak memprovokasi, tidak berujar kebencian dan tidak berujar tidak pantas atau kasar.
Karakter emosional dan kasar tidak bisa ditutupi lagi dari Prabowo. Dia semakin menunjukkan sifat aslinya menjelang pemilu. Hal ini dikarenakan obsesi dan ambisinya sudah berada dilevel tertinggi. Ketidaksabaran ingin menguasai Indonesia, ketidaksabaranya untuk segera menjadi pemimpin Indonesia membuatnya grusa grusu dan semakin brutal menunjukkan pribadi yang sesungguhnya.
Sikap kaku Prabowo membuat dia buta akan perkembangan dan kemajuan ekonomi Indonesia. Pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dengan susah payah dicapai oleh pemerintahan Jokowi. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2014 terus meningkat hingga sekarang mencapi 5.17 persen. Dibandingkan dengan Prabowo yang hanya bisa mencibir mengatakan Jokowi gagal. Dia sendiri menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang muluk sebesar 10 persen. Ditengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu sangat tidak mungkin Prabowo dapat memenuhi nilai tersebut.
Karakter asli Prabowo yang menunjukkan emosional dan kekasaran tidak pas untuk ditampilkan, dan ini harus menjadi perhatian rakyat Indonesia. Bahwa calon pemimpin yang kasar tidak bisa memimpin Indonesia menuju lebih baik. Jangan pernah mengharapkan negara yang damai dan tenteram dari seorang pemimpin yang cenderung kasar dan emosial alias suka marah marah.
Bukan hanya emosional dan kasar, namun Prabowo juga terkena sindrom mendadak lupa. Kasaranya dia sama dengan Sandi termasuk golongan munafik yang dengan mudah berubah ubah. Ibarat bunglon yang merubah warna dirinya untuk menyelamatkan diri. Dengan kata lain kubu oposisi punya pedoman yang penting teriak dulu, solusinya belakangan. Kenapa saya bilang oposisi munafik karena saya ingat betul Prabowo pernah berkata,
“Jadi pemimpin jangan berkata kasar. Hati-hati, saya melihat pemimpin seperti itu, pemimpin harus tata katanya sopan. Pemimpin yang baik itu perkataannya santun, saya juga dapat pelajaran dari Pak Harto (Soeharto), titip pesan ke saya, ojo dumeh atau jangan sombong, ojo lali atau jangan lupa pelajaran, jangan ngoyo atau jangan memaksakan diri, ojo adigang adigung adiguno atau jangan bertindak sewenan-wenang, dan jangan serakah.”
Hal itu pernah dia sampaikan pada saat melantik pengurus APPSI di Jakarta pada tahun 2016. Apa yang dia ucapkan dulu berbanding terbalik dengan yang sekarang. Dia melarang pemimpin kasar dan menekankan pemimpin harus sopan. Namun dia sendiri merupakan sosok pribadi yang kasar dan emosional. Dia mengatakan jangan sombong, pada saat dia berkata dia lebih TNI dari TNI bukankah bentuk kesombongan dirinya. Jangan memaksakan diri buktinya dia selalu memaksakan diri tampil di depan publik sebagai pribadi yang baik, memaksakan diri untuk dapat menang di pemilu 2019. Jangan bertindak sewenang wenang namun dia sendiri berbuat sesuka dia. Secara serampangan mengatakan Indonesia akan musnah, pertahanan Indonesia lemah, sembarangan menuduh pemerintah mengkriminalisasi, menuduh aparat hukum tidak netral dan masih banyak lagi ujaranya yang menjadi bentuk semaunya dia.
Perlu ditekankan kembali bahwa sudah menjadi final karakter Prabowo tidak bisa lagi dimanipulasi dengan gimnick atau narasi indah untuk membutakan rakyat. Karakter kasar dan emosional melekat dalam diri Prabowo dan tidak bisa dihilangkan. Pemimpin dengan karakter kasar dan emosional akan selalu menciptakan diskriminasi dan kebencian yang berujung pada krisis dan kerusuhan suatu negara.
0 Response to " Gunakan Kata ‘Ndasmu’ Karakter Kasar Prabowo Tidak Dapat Ditutupi"
Post a Comment