-->

Subscribe Us

MIRIS: Kampanye Prabowo-Sandi “Ngemis” Uang Rakyat





Sandiaga Uno calon wakil presiden nomor urut 02 terlihat sumringah mengangkut dua karung plastik berisi uang, usai berkampanye di Medan, Sumatra Utara, Minggu (7/4). Konon katanya sih dua karung plastik berisi uang kertas itu merupakan sumbangan warga saat dirinya berkunjung ke acara Khataman Akbar Al-Qur'an di Tiara Convention Center.

"Ini yang membuat saya menangis, membuat saya terharu. Sumbangan dari masyarakat terus berdatangan untuk perjuangan ini. Terima Kasih sebesar-besarnya," kata Sandi dalam keterangan pers, Minggu (7/4). Dikutip dari: cnnindonesia.com


Wkwkw….lucunya Sandi! Maaf yah, muka tembok atau rakus tuh? Kok nggak malu dan tega menerima lembaran uang rakyat. Apakah sampai segitunya kalian oposisi kebelet kepingin jadi penguasa di negeri ini. Sampai-sampai rakyat yang secara materi (maaf) tidak ada seujung kuku dibandingkan harta kalian, masih tega juga kalian makan uangnya?

Bayangkan saja, harga satu ekor kuda Prabowo rasanya nggak kebeli dengan dua karung uang warga. Mules mendengar Sandi mengatakan terharu! Padahal ia memiliki lembaran saham Saratoga yang nilainya selangit.

Justru penulis terharu dan menaruh hormat kepada rakyat yang rela ngokosin “orang kaya” untuk menjadi lebih kaya ini. Walaupun heran juga kenapa kok bisa sih kemakan omongan oposisi. Sama herannya ternyata pilpres mampu membeli harga diri oposisi, sampai putus urat malu galang dana kampanye?

Mengatakan bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membiayai kampanye bersama Prabowo Subianto di masa yang tersisa. Menurut penulis, justru disini terlihat sekali keegoisan sekaligus menelanjangi diri oposisi yang berteriak lantang kemiskinan, tetapi mereka sendiri tega memakan keringat rakyat, yang harusnya mereka perjuangkan. Faktanya, oposisi bukannya meringankan, tetapi ini terbalik justru membebani rakyat demi memuaskan nafsu menjadi penguasa di negeri ini.

Inilah srimulat atau stand up comedy ala Sandi yang ketika berkampanye menyoroti isu ekonomi. Memainkan isu harga dan lapangan pekerjaan. Sandi kelihatannya tahu betul kalau kedua isu ini laris manis.

"Nah saya mau nanya, cari kerja di Medan susah atau susah kali? Harga-harga telor, ayam mahal atau murah?" ucap Sandi bertanya.

"Susah kali dan mahal," jawab para relawan yang hadir.

Nggak perlu kita ketahui kelanjutannya. Seperti yang sudah-sudah Sandi kembali mengumbar janji. Menempatkan diri sebagai malaikat penyelamat mengajak masyarakat ke TPS pada 17 April 2019 dan memilih paslon 02. Dia berjanji akan menggunakan dua karung uang sumbangan itu untuk memperjuangkan keinginan pendukungnya.

"Kami akan gunakan ini sebaik-baiknya untuk mewujudkan harapan rakyat Indonesia, di mana harga-harga kebutuhan pokok dapat lebih terjangkau, dan lapangan kerja terbuka untuk masyarakat Indonesia, bukan tenaga kerja asing," ucap Sandi dalam akun Facebook resminya, Minggu (7/4). Dikutip dari: cnnindonesia.com

Nggak ngerti, kebetulan, janjian atau bagaimana ternyata capres nomor 02 Prabowo Subianto juga menerima sekarung plastik sumbangan dari para pendukungnya saat Prabowo menggelar kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Seperti juga Sandi, dalam bentuk sekantong plastik berisi uang, sumbangan langsung diberikan ke Prabowo. Mengharu birulah Prabowo menerima sekantong uang yang “nggak seberapa” bagi Prabowo-Sandi, tetapi bisa jadi segalanya bagi rakyat yang memberi.

Ini bukan masalah iri dengan sumbangan yang diperoleh oposisi. Hanya saja kok kampanyenya lebih berasa kearah galang dana, ketimbang menunjukkan kemampuan untuk memimpin. Nggak kebayang, jika di dalam masa kampanye saja baunya sudah duit melulu, terus apa nggak ngeri tuh kalau (amit-amit) jadi pemimpin?


Memang sih terserah rakyat untuk memberi selagi ikhlas, cuma saja sebagai calon pemimpin bukankah seharusnya paslon 02 tidak menunjukkan kesan “ngemis” dana kampanye? Kalau pemimpinnya saja sudah memiliki mental pengemis seperti ini, lalu rakyat yang bagaimana yang akan dilahirkan dari model pemimpin seperti ini? Logikanya, pemimpin merupakan contoh bagi rakyatnya.

Itu pun jika cerita sumbangan karung uang tersebut bukan rekayasa. Maklumlah sudah menjadi rahasia umum di pilpres 2019 ditemukan bakat terpendam oposisi yang suka bersandiwara, misalnya kisah petani bawang, manusia lumpur, ataupun mahasiswi yang melamar Sandiaga. Belum termasuk box office “RS” yang sangat fenomenal itu.

Ajakan untuk rakyat Indonesia, jeli memilih pemimpin yang amanah. Mengingatkan saja saat ini Indonesia mencari pemimpin yang bertanggungjawab untuk negeri ini dan rakyat di negeri ini. Indonesia tidak butuh pemimpin yang pesimis dengan tangan dibawah mengharapkan bantuan, karena tangan diatas yang memberi itu jauh lebih berarti.

Bahwa petahana Jokowi-Ma’ruf juga membutuhkan dana tidak sedikit untuk kampanye. Tetapi, apakah pantas jika rakyat kembali yang dibebani? Tidak! Terbukti, Jokowi-Ma’ruf tampil optimis dan mandiri tanpa pernah meminta uang rakyat.

Memang terserah Prabowo-Sandi, hanya saja kedengarannya sumbang sekali. Berteriak memperjuangkan kemiskinan dan kesejahteraan, tetapi justru mereka sendiri yang membebani rakyat. Betapa pilpres memampukan paslon 02 untuk menelan lembar demi lembar 2000 hingga taruhlah 50000 rupiah, sementara harta mereka triliunan? Terlepas dari masalah keikhlasan si pemberi, tetapi dimana hati nurani oposisi?

Mungkin oposisi perlu membeli cermin, berkaca dan bertanya apakah benar rakyat yang kalian perjuangkan? Pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh kalian.

Kini, biarlah rakyat Indonesia sendiri yang memberikan jawabannya di 17 April nanti. Apakah suara akan diberikan kepada pemimpin yang pesimis, atau yang optimis. Pemimpin yang membebani rakyatnya, atau yang mengajarkan kemandirian. Jangan salah memberikan suara, karena suaramu sangat berarti untuk Indonesia!

Kayaknya mending begitu deh.



#JokowiLagi


0 Response to "MIRIS: Kampanye Prabowo-Sandi “Ngemis” Uang Rakyat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel