Malu Sekali, Klaim Kebocoran 2000 Triliun Bersumber Dari KPK, Tapi Dibantah Telak
Prabowo sering kali menyampaikan sebuah isu (yang biasanya merupakan masalah yang terjadi di Indonesia) dan untuk memperkuat pernyataannya, kadang dia mengutip dari sebuah sumber.
Contoh, dia pernah berpidato dan menyebut kalau ada kajian yang mengatakan Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Setelah jadi heboh dan jadi sensasi nasional, barulah ketahuan kalau sumbernya berasal dari novel fiksi. Kekonyolan yang paling luar biasa bodoh.
Prabowo juga sebelumnya pernah mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan. Pernyataan itu disampaikan dalam acara deklarasi emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, pada akhir Oktober 2018 lalu. Sumbernya, katanya dari data Bank Dunia.
Kemudian Lead Economist World Bank Indonesia, Vivi Alatas membantah data Prabowo soal ekonomi masyarakat yang pas-pasan. Menurut Vivi, data yang Prabowo gunakan bukan perhitungan Bank Dunia. Jadi dia sendiri pun bingung data mana yang dipakai Prabowo sebagai referensi.
Vivi memaparkan data Bank Dunia di Indonesia. Menurut dia, saat ini 22 persen penduduk Indonesia adalah kelas menengah. Adapun 5 persen termasuk kelas atas dan 45 persen kelas menengah yang sudah tidak miskin. Sedangkan penduduk miskin tercatat 9 persen.
Kemudian pola ini pun kembali terjadi entah yang ke berapa kalinya.
Saat berpidato dalam kampanye akbar di Stadion GBK kemarin, Prabowo kembali menyinggung soal kebocoran negara. Sebuah kebocoran yang sudah dia gaungkan sejak tahun 2014, dan masih saja dia pakai. Prabowo mengaku selalu diejek para elite karena mengatakan kebocoran anggaran negara mencapai Rp 1.000 triliun.
Tiga hari yang lalu, kata Prabowo, Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menyebut kebocoran anggaran mencapai Rp 2.000 triliun. Per tahun. Jika dihitung selama lima tahun ke depan, maka kebocoran anggaran mencapai Rp 10.000 triliun. Menurut Prabowo, dengan anggaran sebesar itu, pemerintah dapat membangun ratusan pabrik untuk menyejahterakan rakyat.
Menanggapi pernyataan Prabowo itu, Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan menyebut, pihaknya tak memiliki kajian khusus yang menyebut kebocoran anggaran mencapai Rp 2.000 triliun. "Enggak, enggak pernah kita mengkaji itu, Litbang (KPK) enggak pernah mengkaji khusus itu," kata Pahala seperti diberitakan Kompas.com.
Lantas data dari mana yang Prabowo pakai selama ini? Kenapa dia dengan pedenya sangat yakin dengan ucapannya? Atau apakah pendukungnya sedemikian tak bisa pakai logika, dan mengecek sendiri kebenarannya? Atau apakah pendukungnya sudah terlalu fanatik dan cacat logika sehingga apa pun yang dikatakan, akan ditelan bulat-bulat dan mentah-mentah?
Menurut Pahala, hal itu adalah hitungan perkiraan penerimaan negara apabila seluruh wajib pajak di Indonesia patuh. Selain itu, kata Pahala, Indonesia seharusnya bisa meningkatkan rasio pajak (tax ratio).
"Itu ngitungnya kira-kira begini nih, kan ada tax ratio, kan itu diambil dari GDP, nah sekarang kan kita sekitar tax ratio kita 10 persenan. Nah itu diandaikan, kalau kita benar-benar orang bayar pajak, patuh semua gitu. Itu pun di negara-negara Skandinavia itu tax ratio bisa 30-40 persen dari GDP," kata dia. Apabila meningkatkan rasio pajaknya seperti negara-negara kawasan Skandinavia, Indonesia bisa mendapat penerimaan pajak lebih maksimal.
"Makanya diandaikan kalau kita bisa seperti negara-negara Skandinavia pasti penerimaan pajak kita bisa 3-4 kali lipat lebih tinggi gitu, karena kan penerimaan pajak kita kan sekitar Rp 1.000 triliun, berarti bisa jadi 4 kali lipat. Itu andai-andai aja, hitungan sederhana, kalau kayak Skandinavia, makanya kita harus bisa sampai Rp 4.000 triliun, gitu loh," katanya.
Potensi penerimaan pajak disamakan dengan kebocoran? Sebuah rumus yang sangat sulit dicerna pakai akal sehat. Dan terkesan Prabowo ingin menjadikan atau bahkan memelintir isu ini ke arah yang lebih negatif.
Ah sudahlah, namanya juga berusaha menjual narasi agar rakyat percaya. Memang sudah ciri khas capres 02 dalam membuat statement yang terbalik-balik dan kacau balau hingga kita semua bingung dan pusing tujuh keliling. Hanya pendukung mereka saja yang percaya tanpa melihat dengan jelas. Kebocoran yang terus diulang dari tahun 2014 hingga sekarang.
Bagaimana menurut Anda?
0 Response to "Malu Sekali, Klaim Kebocoran 2000 Triliun Bersumber Dari KPK, Tapi Dibantah Telak"
Post a Comment