-->

Subscribe Us

Yunarto Bantai Logika Pendukung Rizieq Tukang Ngacir





Yunarto Wijaya yang akrab dikenal dengan nama Mas Toto, adalah sosok yang keren dan jagoan. Orang ini sudah teruji nyalinya dan integrasi dirinya dengan indonesia. Jiwa Keindonesiaannya sudah sangat kental dengan setiap ujian yang dia alami sejak dahulu kala. Sudah puluhan tahun hidup, orang ini menjalankan ketaatannya sebagai rakyat Indonesia yang sangat mantap.

Orang ini terlihat begitu menyindir dan mencuitkan hal yang sangat nyelekit. Sebenarnya ini adalah respons dari cuitan seseorang yang mengatakan bahwa kalau Mas Toto kena konflik, dia yang kabur duluan. Ini adalah penghinaan bagi Mas Toto. Kalau ada masalah, kok kabur?


Bahkan Mas Toto disebut munafik oleh netizen dungu ini. Bagaimana reaksi Mas Toto yang justru mendapatkan respons positif dari para netizen sejagad maya? Yuk disimak.

Mas Toto dalam bantahan yang ia cuitkan, memberikan tiga penekanan terhadap keberadaan dan eksistansi dirinya yang tetap Indonesia. Pada saat-saat kelam yang ia alami baik secara personal maupun nasional, dia dan keluarganya tetap mencintai Indonesia.

Tetap menjadi Indonesia. Tetap bertumpah darah Indonesia. Tidak ada kabur-kaburan bagi dirinya. Ketiga hal tersebut adalah pembantaian oleh DI TII, kerusuhan Mei 1998 dan ketika Mas Toto diancam untuk dibunuh. Mengerikan sekali bukan? Mari kita simak sejarahnya satu per satu.

Pembantaian DI/TII

DI/TII adalah sebuah organisasi liar yang sempat dipakai untuk memburu PKI. Dulu, PKI di Indonesia berjumlah jutaan, beranggotakan seluruh elemen masyarakat. PKI pada saat itu adalah partai yang paling besar di Indonesia.

PKI menjadi kambing hitam atas terbunuhnya 7 jenderal di Indonesia. Terlepas dari kebenarannya, yang pasti ada surat rahasia dan gelap, menugaskan elemen negara untuk menumpas habis anggota PKI. Saat itu, isu etnis disebarkan.

Ada orang-orang keturunan Tionghoa yang dicap PKI. Pengungsian dan eksodus masif terjadi. Penyisiran anggota PKI oleh berbagai elemen dikerjakan. Tembak ditempat, digantung, digebuki, dan dihajar sampai mati, adalah kekejian yang benar-benar meneror mayoritas rakyat Indonesia.

Bahkan sempat ada KTP yang menandakan bahwa mereka ini bekas PKI dan mendapatkan perlakuan yang tidak jelas. Di saat itu, Mas Toto mengatakan bahwa keluarga mereka juga sempat mengalami ketakutan itu.

Nenek moyang Mas Toto tetap setia di Indonesia. Tidak ada apa-apa. Mungkin miskin, maka tidak bisa kemana-mana. Tapi mereka tetap ada. DI/TII akhirnya dihabisi dan dibumihanguskan juga karena terindikasi anti Pancasila juga. Loh. Kok jeruk makan jeruk?

Kerusuhan Mei 1998

Mas Toto mungkin seumur dengan penulis. Saat itu, penulis masih ada di Jakarta untuk mengenyam pendidikan. Kejadian Mei 1998 itu seperti peperangan blitzkrieg alias Flash War. Mendadak situasi mencekam. Padahal pagi-pagi betul, semua keadaan normal.


Hanya saja, mendadak dalam waktu singkat, segerombolan orang tinggi tegap-tegap datang ke setiap tempat umum, untuk menjaga situasi.

Situasi di sana pecah. Bentrokan mahasiswa yang menginginkan Soeharto lengser dan ganti presiden dengan aparat kepolisian pun tidak terhindarkan. Tentara ditarik mundur dari Jakarta. Jakarta terbakar hebat. Penulis ingat, di daerah Pantai Indah Kapuk, terjadi penjarahan gila-gilaan.

Komplek PIK saat itu masih baru. Ditinggali oleh keluarga-keluarga muda. Mereka harus lari. Mereka yang tidak berhasil lari, pada akhirnya harus mengalami penganiayaan sampai meninggal.

Rasanya tidak perlu saya beritahu, bagaimana perlakuan para anjing itu kepada mereka. Yang pasti, setiap ruko dituliskan dua kata dengan spray paintwarna hitam, bertuliskan “MILIK PRIBUMI”.

Lagi-lagi, isu etnis dimunculkan. Seolah belum puas dengan pembantaian PKI yang membawa etnis, penghabisan Tanjung Priok, Kali Angke dan sebagainya, mereka masih membuat rusuh. Di sana Mas Toto juga tidak kemana-mana.

Dia diam-diam di rumah. Mungkin orang ini masih kuliah atau sedang sekolah. Dia tetap di Jakarta. Apakah karena tidak ada uang? Bisa saja iya, tapi apakah kalau ada uang, dia kabur? Ya tidak. Apalagi sambil pencitraan ditraktir Raja Salman. Mantap Mas Toto.

Ancaman Pembunuhan 2019

Pada tahun 2019, nama Mas Toto juga jadi incaran pembunuh bayaran dalam kasus kerusuhan Mei 2019. Ini adalah sebuah tindakan yang paling biadab dilakukan mantan oknum militer.

Nama-nama itu dibongkar oleh kepolisian. Ada Kivlan Zen dan Sunarko yang ditangkap karena penyelundupan senjata. Mas Toto pun diincar untuk dibantai.

Padahal apa salahnya? Karena menyatakan kebenaran dan bersuara lantang. Apakah dia kabur? Tidak. Dia malah mengasihi dan menyatakan pengampunan kepada Kivlan dan Sunarko.

3 hal di atas menjadi sebuah modal Mas Toto untuk membungkam netizen yang mengatakan bahwa dirinya pengecut. Selain itu, Mas Toto juga terlihat membantai dan mempermalukan Rizieq, yang dianggap Anies sebagai orang pribumi. Hahaha. Jadi bagaimana ini?

Siapa yang lebih pribumi dari pribumi? Ya jawabannya adalah Mas Toto.



Begitulah mas-mas.


0 Response to "Yunarto Bantai Logika Pendukung Rizieq Tukang Ngacir"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel